Provinsi Maluku Utara, Nilai ekspor Ferro-nickel Meningkatan Sebesar 212,04 Persen, Tani Malut Menurun

Kepala Badan Statistik Malut Drs. Misfaruddin M.Si, saat Memimpin Rapat

 

Putraindonews.com. Kota Ternate – Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) Drs. Misfaruddin M.Si., memimpin rapat dalam pembahasan perkembangan Ekspor Impor Provinsi Maluku Utara di kantor Statistik Malut, Kelurahan Stadion Kec. Ternate Tengah Kota Ternate Maluku Utara, Rabu (01/02) Siang tadi.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) Malut mencatat, nilai Ekspor Desember 2016 Mencapai US$8,00 Juta Nilai ekspor Provinsi Maluku Utara pada Desember 2016 sebesar US$8,00 juta, Ekspor Maluku Utara pada Desember 2016 berupa Ferro-nickel dengan tujuan ke Tiongkok, Volume ekspor Maluku Utara pada Desember 2016 sebesar 8,02 ribu ton.

 

Secara kumulatif nilai ekspor Maluku Utara Januari-Desember 2016 mencapai US$34,86 juta atau mengalami peningkatan sebesar 212,04 persen dibandingkan kumulatif ekspor JanuariDesember 2015 yang bernilai US$11,17 juta, Secara kumulatif volume ekspor Maluku Utara Januari-Desember 2016 mencapai 45,93 ribu ton terjadi peningkatan sebesar 106,32 persen dibanding periode yang sama tahun 2015.

 

Nilai Ekspor Indonesia Desember 2016 mencapai US$13,77 miliar, dan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2016 mencapai US$144,43 miliar, Impor Desember 2016 Sebesar US$21,54 Juta, Nilai impor Provinsi Maluku Utara pada Desember 2016 sebesar US$21,54 juta atau mengalami peningkatan sebesar 548,30 persen dibanding bulan November 2016 yang hanya sebesar US$3,32 juta.

BACA JUGA :   Batu Giok Aceh Lolos Nominasi Pariwisata Terbaik API Awards 2023

 

Volume impor Maluku Utara pada Desember 2016 mencapai 24,51 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 1.237,94 persen dibanding dengan November 2016 yang hanya sebesar 1,83 ribu ton,Tiga komoditi impor terbesar pada bulan Desember 2016 adalah kelompok Mesin dan Pesawat Mekanik senilai US$17,10 juta, Bahan Bakar Mineral senilai US$3,10 juta, dan kelompok Garam, belerang, tanah  dan batu, bahan pelster, kapur, dan semen senilai US$0,40 juta, Barang impor Maluku Utara pada bulan Desember 2016 seluruhnya berasal dari Tiongkok. Secara kumulatif nilai impor Maluku Utara Januari-Desember 2016 mencapai US$241,90 juta hal ini terjadi peningkatan sebesar 292,01 persen dibandingkan dengan impor Januari-Desember 2015 yang bernilai US$61,71 juta.

 

Secara kumulatif volume impor Maluku Utara Januari-Desember 2016 sebesar 391,32 ribu ton terjadi peningkatan sebesar 412,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 Nilai impor Indonesia November 2016 mencapai US$12,78 miliar, dan kumulatif nilai impor Indonesia periode Januari-November 2016 sebesar US$135,65 miliar.

 

Selain Itu, Nilai impor Maluku Utara berbeda dengan Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

BACA JUGA :   RUPS Pertamina, Tetapkan Jajaran Direksi Baru

 

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di tujuh kabupaten se-Provinsi Maluku Utara pada Januari 2017, NTP Provinsi Maluku Utara turun 0,44 persen dibandingkan NTP Desember 2016, yaitu dari 102,04 menjadi 101,59. Penurunan NTP pada Januari 2017 disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan 0,45 persen, lebih kecil daripada peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 0,90 persen.

 

Penurunan NTP Provinsi Maluku Utara Januari 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada tiga subsektor yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan turun 1,43 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat  turun 0,21 persen, dan NTP Subsektor Peternakan turun 1,23 persen. Sementara itu NTP Subsektor Hortikultura mengalami peningkatan 0,38 persen, dan NTP Subsektor Perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,87 persen, Ungkapnya. *(Sul)*

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!