Eddy Ganefo ; Usulan Stimulus Pemerintah Sudah Benar, Dunia Usaha Tinggal Menyelaraskan

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Pelaku usaha di Indonesia 99,9% adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang berjumlah 62,9 juta dan hanya 5.460 jumlah pengusaha besar (korporasi). Dan pada Krisis moneter 1998, UMKM menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia.

Sesuatu yang berbeda dengan kondisi Wabah COVID-19 yang dihadapi dunia dan Indonesia saat ini, dimana pelaku UMKM sangat merasakan dampaknya, terutama Usaha Mikro dan Kecil yang berjumlah 62,8 juta. Ujar Eddy Ganefo Ketua Umum Kadin Indonesia kepada media, senin 13 April 2020 di Jakarta.

Eddy menuturkan bahwasanya hal tersebut disebabkan menurunnya permintaan sebagai dampak dari wabah COVID-19 serta terhambatnya distribusi bahan baku dan bahan jadi.

Adapun pemerintah telah memberikan stimulus keringan kredit perbankan bagi pelaku UMKM, yang merupakan suatu langkah untuk membantu meringankan beban pelaku UMKM adalah langkah yang tepat. Jelas Eddy

Bahwa berdasarkan data OJK, nilai kredit Usaha Mikro dan Kecil dengan kondisi Lancar (Perfoming Loan) sebesar Rp 583 triliun, dimana Rp 473 triliun adalah kredit KUR dengan suku bunga 6% pertahun.

Dan sisanya dengan asumsi bunga rata-rata 10%, maka nilai stimulus perbankan untuk Kredit Usaha Mikro dan Kecil selama 6 bulan hanya sebesar Rp 14 triliun.

BACA JUGA :   STRATEGI MENPAREKRAF Pulihkan UMKM Terdampak COVID-19

Sementara pelaku usaha menengah dengan jumlah kredit lancar sebesar Rp 427 triliun dengan asumsi rata-rata bunga 10%. Kata Eddy

Maka stimulus perbankan untuk kredit Menengah yang menjadi bagian dari UMKM, selama 6 bulan adalah Rp 21 triliun, sehingga total stimulus perbankan untuk Kredit UMKM sebesar Rp 35 triliun.

Total kredit UMKM perbankan di Indonesia adalah 18,6%, dan sisanya sebesar 81,4% adalah adalah kredit untuk usaha Besar (Korporasi).

Bila ada usulan untuk memberikan stimulus perbankan sebesar Rp 500 sampai dengan 600 trilun, dengan asumsi suku bunga 10% selama 1 tahun, berarti semua kredit bank yang berjumlah Rp 5.617 triliun ditangguhkan.

Eddy Ganefo kembali menyampaikan bahwasanya pelaku usaha UMKM dengan jumlah 62,9 juta, hanya memiliki kredit sebesar 18,6%, sisanya pengusaha Besar.

Adapun, Ketua Umum Kadin Indonesia Eddy Ganefo menyatakan tidak setuju dengan usulan stimulus perbankan sebesar Rp 600 trilun.

“Sepertinya usulan tersebut kurang perhitungan yang proporsional dengan melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini.”

Jangan bandingkan jumlah stimulus yang dikucurkan Negara kaya seperti Amerika, Jepang, German dan lain-lain.”

BACA JUGA :   Kerjasama Dengan APPSI, ID FOOD Distribusikan 12 Ton Minyak Goreng ke Pedagang Tradisional

Ketua Umum Kadin Indonesia fokus dan lebih peduli pada pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kalau usulan stimulus perbankan saja dirasa kurang pas, bagaimana dengan total usulan stimulus sebesar Rp 1.600 trilun ? cetus Eddy Ganefo

“Saya setuju dengan pendapat Menko Perkonomian Airlangga Hartarto, bahwa Pemerintah tidak dapat tergesa-gesa didalam menggelontorkan stimulus yang lebih besar dari yang telah ditetapkan sebesar Rp 405 trilun. Perlu kajian dan mekanisme yang baik,” ujar Eddy Ganefo.

“Berdasarkan data dan kajian yang kami lakukan bahwa Usaha Mikro dapat bertahan sampai dengan Juni, sementara Usaha Kecil sampai dengan bulan Juli, adapun usaha menengah hanya bisa bertahan di bulan September 2020.

“Untuk itu dibutuhkan kebijakan yang tepat serta efektif agar dapat membantu pelaku Usaha UMKM.”

Adapun kebijakan yang tepat dan efektif yang dapat dilaksanakan dengan cepat, juga kiranya jangan sampai ada penyalahgunaan.

kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah harus diproteksi, jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” tutup Eddy Ganefo mengakhir pembicaraan. Red/yfi

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!