Program Andalan Thunderbird, 100 Juta Pembelajar Sedunia

***

Putraindonews.com – Jakarta | Pada tanggal 20 Januari 2022, Thunderbird School of Global Management (Thunderbird), peringkat 1 dunia Magister Manajemen, dan Arizona State University (ASU), peringkat 1 untuk inovasi di AS, meluncurkan Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar.

“Francis dan Dionne Najafi. Ini adalah inisiatif pendidikan global paling berani dan ambisius dalam sejarah pendidikan tinggi. Melalui Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar Francis dan Dionne Najafi, Thunderbird akan menawarkan sertifikat manajemen dan kewirausahaan global online yang terakreditasi, yang terdiri dari lima kursus kelas dunia dalam 40 bahasa berbeda untuk pembelajar di seluruh dunia.

“Wanita dan remaja putri akan mengisi 70% dari 100 juta pembelajar yang akan dijangkau oleh program ini”.

Serifikat yang diberikan akan ditanggung oleh beasiswa penuh dan dengan demikian tidak ada biaya bagi pembelajar karena dukungan filantropi yang mendasari Inisiatif Global ini,” jelas Excevutive Education, Yully Purwoni usai melaksanakan webinar di Kantor Thunderbird, Energy Building Lt. 9, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2022) sore.

Setelah pembelajar di Inisiatif Global menyelesaikan kursus bersertifikat ini, mereka akan memiliki pilihan pembelajaran seumur hidup yang hampir tak terbatas serta jalur pendidikan alternatif melalui Thunderbird dan ASU. Penyediaan peluang seperti ini dalam jangka panjang akan memastikan bahwa Inisiatif Global akan terus membuahkan hasil pada masa mendatang, menghapuskan hambatan dan membuka peluang pendidikan baru bagi masyarakat yang kurang beruntung di seluruh dunia.

BACA JUGA :   Kemenperin Dorong Peningkatan Ekspor dan Penguasaan Pasar

Inisiatif Global ini akan memajukan misi Thunderbird untuk memberdayakan dan memengaruhi para pemimpin serta manajer global, yang memanfaatkan Revolusi Industri Keempat, guna meningkatkan kesejahteraan yang adil dan berkelanjutan di seluruh dunia. Revolusi Industri ke empat mengacu pada era saat ini yang ditandai dengan serangkaian teknologi yang menghapuskan batas antara aspek fisik, digital, dan biologis.

Pada dasarnya, Inisiatif Global ini memajukan Tujuan ke-4 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahkan jauh lebih berani dan ambisius. Dalam ekonomi global baru, di mana teknologi telah menggantikan banyak tenaga pekerja, memperoleh keahlian masa depan adalah kebutuhan untuk pribadi maupun peluang profesional. Namun, banyak pembelajar di dunia yang tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan keahlian yang dibutuhkan pada abad ke-21, masalah yang hanya akan semakin parah di tahun-tahun mendatang.

BACA JUGA :   AS Selidiki Penembakan Israel terhadap Ratusan Warga Gaza yang Menunggu Bantuan

Permintaan akan pendidikan tinggi diproyeksikan akan tumbuh dari sekitar 222 juta pada tahun 2020 menjadi lebih dari 470 juta pada tahun 2035. Untuk memenuhi kebutuhan itu, dunia harus membangun delapan universitas yang masing-masing melayani 40.000 siswa setiap minggu, selama 15 tahun ke depan. Selain itu, 90% mahasiswa universitas dunia tidak memiliki akses ke sumber daya atau cakupan dari universitas peringkat teratas. Selain itu, permintaan atas keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil dalam ekonomi baru dari dasar piramida ekonomi, seperti pengusaha perempuan, diproyeksikan akan melebihi 2-3 miliar orang.

Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar Francis dan Dionne Najafi akan membantu mengatasi masalah ini dengan menyediakan pendidikan kelas dunia yang terakreditasi dalam 40 bahasa, tanpa biaya dan mudah diakses, kepada masyarakat yang kurang beruntung di seluruh dunia, dengan cakupan khusus pada wanita dan remaja putri. Tutup. Red/Ben

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!