Membangun Kesadaran Kolektif Pengurangan Risiko Bencana

PUTRAINDONEWS.COM

DENPASAR – BALI | Terdiri atas 716 desa/kelurahan, namun 20% diantaranya atau 153 desa/kelurahan masuk dalam zona bahaya. Bahkan 44 desa/kelurahan masuk dalam katagori bahaya tinggi. Meskipun jenis bencana geologi seperti Gempa Bumi, Tsunami, relatif jarang terjadi namun bila terjadi akan berdampak masif baik korban manusia maupun materiil. Hal yang perlu digaris bawahi, bahwa memang gempa bumi dan tsunami jarang terjadi tetapi hingga kini belum ada yang bisa mengetahui pasti kapan akan terjadi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan seluruh komponen masyarakat menjadi penentu seberapa besar risiko dapat dikurangi.

Drs. I Made Rentin, AP. M.Si selaku kepala pelaksana BPBD Provinsi Bali menyatakan bahwa pada era digital ini, sangat mudah masyarakat mengakses pengetahuan kebencanaan, bahkan media massa hampir setiap hari ada saja pemberitaan masalah bencana. Artinya pengetahuan kebencanaan sebenarnya sudah cukup baik. Namun yang sering menjadi kendala adalah pengetahuan kebencanaan itu belum menjadi kesadaran kolektif, baik dilevel komunitas/masyarakat, dunia usaha bahkan di level aparatur pemerintah sekalipun termasuk di pemerintahan desa.

BACA JUGA :   Semrawut, 120 Kilometer Kabel di Langit DKI Segera Pindah Ke dalam Tanah

Adanya aksi-aksi nyata untuk kesiapsiagaan, biasanya terjadi apabila tumbuhnya kesadaran. Bila hanya sekedar tahu, cenderung tidak berhasil mendorong aksi nyata. Misalnya, semua orang berpengetahuan bahwa membuang sampah bisa menyebabkan banjir, tetapi tetap saja banyak sampah disungai. Hal ini terjadi karena tidak nyambungnya antara pengetahuan dan kesadaran. Sikap yang sama juga terjadi dalam hal kebencanaan. Bahkan pada level tertentu, kesadaran baru muncul bila sudah mengalami bencana, yang berarti semua sudah terlambat.

Berangkat dari fenomena itu maka BPBD Provinsi Bali, terus berupaya membangun kesadaran tentang bencana. Pelibatan masyarakat sejak perencanaan sangat penting, baik pada fase pra-bencana, saat bencana dan pasca bencana.

Kesiapsiagaan bencana di negara ini hanya bisa dijawab denga ketangguhan masyarakat, dan ketangguhan itu terjadi bila ada kesadaran kolektif. Salah satu upaya membangun kesadaran kolektif ini adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara berkelanjutan.

BACA JUGA :   Regenerasi Kader, PAC GP Ansor Parungpanjang Selenggarakan PKD Angkatan Pertama

Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Provinsi Bali Bapak I Gede Agung Teja, menjelaskan bahwa untuk tahun ini sasaran sosialisasi adalah desa/kelurahan rawan tsunami dengan peserta dari unsur perangkat desa, limnas, babinsa, Babinkamtibnas, pecalang, sekehe teruna, PKK dan tokoh desa lainnya. Materi sosialisasi fokus pada membangun kesadaran masyarakat akan ancaman dana pa yang harus dilakukan pada level individu, keluarga dan desa dalam rangka mengurangi risiko bencana tersebut. Untuk itu telah ditentukan narasumber yang kompeten yaitu dari BPBD, BMKG dan fasilitator dari Forum PRB Provinsi Bali.

Desa pertama yang disasar adalah Desa Lebih di Kabupaten Gianyar, kemudian berlanjut ke desa/kelurahan lain di seluruh Provinsi Bali. Target akhir, seluruh desa/kelurahan di zona bahaya tsunami harus diberikan sosialisasi.

PMT

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!