PUTRAINDONEWS.COM
BANYUWANGI – JATIM | Jamuan Ngopi Rame-rame Kopi Banyuwangi ( JAMBORE KOPI BANYUWANGI – red ) yang dibuka pada hari sabtu 7 Desember 2019 menjadi awal deklarasi bersama dalam mengawal desa gombengsari sebagai desa Wisata Kopi Banyuwangi.
Kegiatan yang bertempat di halaman depan Sekertariat Kelompok Tani Suka Maju di Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, dibuka dgn penampilan hadroh dr PCNU gombengsari, reog kucing-kucingan dan tari Sri Ganyong.
Acara berlangsung khitmad dengan membahas peningkatan sektor wisata berbasis agrowisata yang kemudian ditutup dgn acara ngopi bareng yg diiringi dengan penampilan jazz patrol khas banyuwangi.
Dalam kesempatan ini, hadir Dirut Puskud Jatim H. Nur Wahid yang juga menjadi sponsor utama Jombore Kopi Banyuwangi,Kepala BAPPEBTI Yuli Edi Subagyo, Hadir juga sebagai narasumber, M. Syukri Machmud, Ketua umum ASATI (Asosiasi Sales Travel Indonesia), Khoirul Anwar, CEO Media TIMES Indonesia, Sekjend Pemuda Muslimin Indonesia Catur A.S (Mbah Tjokro) bersama Ketua PW Jatim Muhammad Arif (Vijay) dan Cak Indro salah satu penggagas kegiatan ini.
“saya memandang dari sisi yang berbeda untuk mensikapi jatuhnya harga kopi di tingkat petani, jika orang lain berusaha membawa komoditi keluar maka saya mengajak untuk membawa para buyer itu yg datang sendiri kesini melalui lokomotif pariwisata, kita tidak hanya akan menjual kopinya saja, bahkan kebun,pohon dan petaninya sendiri harus mampu kita jual ” kata Syukri kepada media yang tergabung dalam IMO-Indonesia, Minggu (8/12/2019).
Syukri meyakini melalui wisata edukasi dan agrowisata kopi semua industri akan ikut terangkat dan semua akan mendapatkan panggungnya. penghidupan ekonomi melalui industri kreatif, seni dan budaya, dan segala komoditi yg ada di daerah tersebut pun secara otomatis akan hidup. Wisatawan dapat menikmati kopi secara langsung di kebun kopi dan mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana proses terjadinya secangkir kopi mulai dari panen hingga menjadi secangkir kopi yang nikmat.
“peran pemuda sangatlah penting dalam mengawal kegiatan ini,Insyaallah Pemuda Muslimin Indonesia melalui Pimpinan Wilayah Pemuda muslimin Indonesia Jawa Timur berkomitment untuk terus berperan aktif mengawal dan membantu terwujudnya desa Gombengsari sebagai desa Wisata kopi banyuwangi†kata Catur mewakili Pemuda Muslimin Indonesia.
Sepanjang jalan, masyarakat lingkungan Suko guyub berjejer diantara stand-stand kopi yang mereka jajakan. Tak hanya itu, adik-adik pelajar melakukan penyangraian tradisional secara bersama-sama.
“Selama ini para petani kesulitan mendapatkan harga yang sesuai di pasaran, harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat menjawab solusi permasalahan tersebut,” kata ketua kelompok tani Suka Maju H. Syafi’i.
Tujuan diadakannya kegiatan Jambore Kopi Banyuwangi Tahun 2019, adalah untuk mempertemukan dan mengumpulkan para pelaku kopi mulai dari para petani kopi, pegiat kopi hingga pengusaha dan pebisnis kopi.
Selain itu, di akhir acara para narasumber dan pemangku kepentingan sepakat mendeklarasikan untuk menjadikan desa Gombengsari menjadi desa wisata kopi Banyuwangi.
“Rakyat disini memiliki semangat yang tinggi dalam mengangkat kopi khas sini ke pasar nasional maupun Internasional,” ucap Hayono Isman Ketua Kosgoro.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia era orde baru itu menyatakan bahwa Kosgoro ke depan akan menjadi lobbies yang handal, dengan melobi Pemerintah, Kemendagri, dan Bupati Banyuwangi, dalam konteks pendeklarasian desa Gombengsari menjadi desa agrowisata kopi, sehingga Kosgoro menjadi lobbies penguatan bagi para petani kopi.
@yfi