Putraindonews.com – NTT | Masih dalam balutan Ritual Wulla Paddu, usai acara penangkapan ikan secara masal (Magowo Paddu) kali ini Rato (Tokoh Adat) kembali lakukan Ritual Wetodo.
Wetodo ini adalah salah satu tempat upacara adat Wulla Paddu, dimana ditempat ini terdapat mata air yang sakral bagi masyarakat adat.
Acara ini diawali dengan Salah Tunnu Ana Wayi (bakar anak babi) di Wetodo.
Selanjutnya pembersihan Natara (arena adat) oleh Rato Hodana dan Rato Litti Ubu Baling, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan bersama mata air Wetodo untuk menjemput belut di mata air.
“Jika belut dalam mata air ditemukan dengan mudah maka hujan dan hasil panen selama 1 tahun ak youan bagus, jika tidak ditemukan maka hujan dan hasil panen tidak bagus,” ungkap Yonathan Bero Aguate yang terus mendampingi masyarakat adat di Kampung Situs Sodana, Sabtu (7/10/23).
Lanjut Yonathan, sambil membersihkan, mone yaho (anak muda) pergi waro ana wayi (mengambil anak babi) di Harona Tagallu (Kampung Buddu Bela, Kahi Boyi dan Gallu Wunta).
“Anak babi dimaksud hanyalah kiasan, sesungguhnya adalah Hewu (ubi jalar). Selanjutnya dikumpulkan di Natara untuk dibakar. Sambil menunggu ana wayi (anak babi) dibakar, Mone Yaho melakukan atraksi Hatukna (tinju adat). Setelah anak babinya masak lalu di bagi ke masing-masing Kabihhu (suku) yang hadir. Rato Litti juga membagi Yinnya ta tabbo (Nasi di Piring) bersama daging dendeng babi untuk makan bersama,” pungkasnya.
Setelah makan bersama, seluruh Rato (Tokoh Adat) lakukan evaluasi dan setelahnya akan bubar ke rumah masing-masing. Red/Nov