Putraindonews.com, Makassar – Teramat jarang ada pameran gambar karya anak-anak di Makassar. Apalagi, gambar-gambar itu merupakan hasil workshop yang diadakan seorang perupa.
Itulah mengapa, Workshop Gambar yang diadakan Nur Ikayani, di Lorong Wisata Semangka, Jalan Regge I Lr 1, Kelurahan Wala-Wala, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sabtu, 8 Juni 2024, mendapat sambutan positif. Tak hanya mengadakan Workshop dan Pameran Gambar, perupa yang akrab disapa Kika itu, juga mengadakan Pentas Teater Boneka, pada Minggu, 9 Juni 2024.
Pameran Gambar Anak dan Pentas Teater Boneka 10 Objek Pemajuan Kebudayaan ini merupakan Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024. Program ini diadakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Kemendikbudristek RI. Kika merupakan salah satu penerima Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024 angkatan pertama.
Tujuan kegiatan yang dia lakukan, kata Kika, sebagai upaya ikut melestarikan sejarah dan budaya. Juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang 10 objek pemajuan kebudayaan yang harus sama-sama dilestarikan. Tujuan lainnya, yakni memberi ruang kepada anak-anak mengembangkan kreativitas dan bakatnya, serta menciptakan ruang yang nyaman dan aman untuk tumbuh kembang anak.
Peserta Workshop Gambar, yang dilaksanakan Sabtu sore, sebanyak 30 peserta. Mereka terdiri dari murid-murid gambar di gallery yang berasal dari Sekolah Dasar beragam di Lorong 1 Jalan Daeng Regge, Kecamatan Tallo. Ada pula murid-murid SD Inpres Banta-Bantaeng 1 (Kecamatan Rappocini), SD Negeri Borong dan SDIT Khairu Ummah (Kecamatan Manggala), dan SD Inpres Malengkeri 1 (Kecamatan Tamalate).
Pemateri Muhammad Suyudi, perupa dan akademisi Universitas Negeri Makassar (UNM), memotivasi anak-anak menggambar yang ringan, mudah, dan menyenangkan. Yudi memberi contoh 10 objek pemajuan kebudayaan. Ada tarian Paddupa dan Gandrang Bulo, ada juga permainan tradisional seperti Ma’longga dan Enggo. Permainan tradisional itu bisa mengandung nilai-nilai kerjasama, juga sebagai sarana menyelesaikan madalah. Objek pemajuan kebudayaan lainnya, berupa aksara Lontaraq.
Kika menyampaikan, karena ini bukan kegiatan lomba, maka anak-anak dipersilakan melihat contoh gambar di smarphone-nya. Dalam gambar anak-anak terlihat mereka secara imajinatif bisa menangkap 10 objek pemajuan kebudayaan yang dimaksud. Bahkan beberapa anak secara teknis mampu menggambar dengan baik.
Pada hari Minggu, pagi hingga malam, kegiatan dilanjutkan dengan Pameran Gambar Anak dan Pentas Teater Boneka. Dua kali Kika akan menggelar Pentas Teater Boneka Cloudhousepuppet. Pertama, berjudul “Nom-Nom”. Ini kisah ulat bulu bernama Nom-Nom yang menemukan dunia baru di dalam ransel. Kedua, pertunjukan malam, berjudul “Remember Me”, bercerita tentang perjuangan Daeng Regge di masa peperangan.
Selain Pameran Gambar Anak dan Pentas Teater Boneka, pengunjung juga disuguhkan dengan Tari Mappadendang, Tari Empat Etnis, dan dance. Juga ada live music oleh Lisa dan Has. Red/RT