Putraindonews.com – NTT | Tepat pukul 08.00 WITA, seluruh masyarakat berbondong-bondong menuju muara, tempat dimana ikan, kepiting, belut dan sejenisnya akan ditangkap oleh masyarakat.
Sesampai di muara, ribuan masyarakat dalam kondisi siaga menunggu air dari muara ini surut menuju laut. Usai surut seluruh masyarakat menyerbu muara untuk proses pencarian ikan.
Masyarakat Lamboya menyebutnya Magowo Paddu, adalah proses pencarian ikan secara masal. Acara ritual ini adalah proses lanjutan adat Wulla Paddu Laboya.
Ditemui Putraindonews.com usai menyelesaikan proses adat Magowo, Rato Ubui Bawe mengatakan bagi kepercayaan masyarakat adat Lamboya, Magowo Paddu adalah proses pemberian makan bagi leluhur dan pertanda baik bagi masa yang akan datang.
“Bagi siapapun yang dapat ikan banyak, maka itu pertanda baik baginya. Jadi Magowo ini hanya dilakukan menjelang 7 hari penutupan Wulla Paddu Laboya,” ungkap Rato, Rabu (4/10/23).
Lanjut Rato, bahwa Magowo Paddu Laboya adalah moment yang ditunggu-tunggu masyarakat Laboya.
“Ini setahun sekali, dan panen ikan bagi masyarakat hanya terjadi di Magowo Paddu,” tandasnya lagi.
Setelah Magowo Wulla Paddu, acara adat selanjutnya adalah buruh babi hutan dan ditutup dengan Pajurra (Tinju Adat). Red/Nov