Putraindonews.com – Jakarta | Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea mendukung penuh rencana pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan dana pariwisata (Indonesia Tourism Fund), untuk penyelenggaraan agenda dan promosi pariwisata dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Tetapi sebelum merealisasikan rencana itu, akan lebih baik jika Kemenparekraf terlebih dahulu melihat kesiapan destinasi-destinasi wisata yang akan dipromosikan.
“Hal ini perlu, sebab, bila destinasi wisata yang dipromosikan tidak memenuhi standard, seperti kelengkapan sarana dan pra sarana akan membuat wisatawan kecewa dan tentu sasaran promosi yang dicapai tidak berhasil. Saya intinya mendukung penuh rencana tersebut,” kata Sanggam kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Menurut Sanggam, masih banyak yang harus dibenahi di destinasi wisata yang saat ini pengembangan dan pembangunannnya di pacu pemerintah. Katakanlah yang di 5 destinasi wisata super prioritas, yaitu Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.
Dia mencontohkan di destinasi wisata Danau Toba, danau yang terbentuk dari letusan gunung Toba yang mahadahsyat sekitar 70.000 tahun lalu, pengembangan dan pembangunan tampaknya belum menyentuh keseluruhan kawasan itu. Akibatnya wisatawan yang datang ke Danau Toba cepat merasa bosan karena hanya menikmati keindahan alam saja.
“Keindahan alam bukan jaminan membuat wisatawan betah tinggal berlama lama di Danau Toba, karena itu dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan produk membuat wisatawan banyak beraktivitas sehingga tidak hanya berdiam diri di tempat akomodasi,” ujar Sanggam.
Di Danau Toba yang meliputi tujuh kabupaten, juga masih banyak lokasi yang punya potensi belum diekpolitasi sebagai produk destinasi wisata baru di kawasan itu. Karena itulah, Sanggam mendorong Kemenkraf untuk bekerja keras melakukan berbagai langkah cepat sehingga saat meluncurkan Indonesia Tourism Fund pengembangan dan promosi pariwisata bisa berjalan paralel.
“Para kepala daerah di kawasan destinasi wisata, serta para pelaku pariwisata dan masyarakat setempat perlu juga diajak duduk bersama satu meja untuk membicarakan langkah langkah yang akan diambil dan merumuskan produk wisata apa yang akan dijual kemudian wisatawan yang disasar apakah wisatawan Eropah, Amerika, Asia atau Asean?” tambahnya lagi.
Lanjut Sanggam, Kemenparekraf sebelum mempergunakan dana pariwisata perlu berdiskusi dengan para pelaku industri pariwisata serta masyarakat setempat untuk menyatukan presepsi apa yang akan dipromosikan sebagai unggulan. Apakah keindahan alamnya? atraksi budaya, argo wisata, kuliner atau produk kreativitas masyarakat lokal.
“Dengan menentukan sasaran promosi itu nantinya tepat dan berdampak positif bagi industri pariwisata,” ujarnya seraya menambahkan, sebagai jangka pendek, sekaligus untuk uji coba sebelum mempomosikannya ke wisatawan mancanegara, Kemenparekraf mengencarkan promosi destinasi wisata, di luar Bali itu dilakukan di Nusantara.
Sumatera Adventure
Pada bagian lain Sanggam mendorong mengatakan Kemenparekraf mewujudkan Sumatera Adventure mengingat setiap wilayah di Sumatera memiliki potensi wisata yang berbeda-beda. Jika potensi ini digarap menjadi satu kesatuan sebagai paket wisata Sumatera Adventure. Ia yakin dengan potensi wisata di Sumatera akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berpetualang. Red/HS