Karina Rasmita Sembiring: Sosok Ibu dan Penggerak Perempuan dari Batam

.com, Batam – Setiap langkah besar selalu dimulai dari langkah kecil. Ungkapan ini menggambarkan perjalanan hidup Karina Rasmita Sembiring, perempuan asal Medan yang tumbuh besar di Batam dan kini aktif dalam program pemberdayaan perempuan serta pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas.

Sebagai ibu dari tiga anak, Karina menerapkan pola asuh yang menekankan pada penanaman nilai moral dan adab sejak dini. Ia meyakini bahwa karakter yang kuat jauh lebih berharga daripada sekadar warisan materi.

“Manusia sejati adalah mereka yang memikirkan orang lain, bukan hanya diri sendiri,” ujarnya.

Tak hanya fokus pada keluarga, Karina juga aktif memperjuangkan sistem pemerintahan yang lebih berorientasi pada manusia (human-centered). Ia mendorong birokrasi agar lebih terbuka, kolaboratif, dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Dalam menjalankan aktivitasnya, Karina menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan modal, adaptasi digital, hingga perubahan pola pikir masyarakat. Karena itu, ia berharap adanya dukungan nyata dari pemerintah, mulai dari kemudahan perizinan, akses permodalan, hingga penyediaan infrastruktur digital yang memadai.

Kunci kreativitas Karina terletak pada rasa ingin tahu dan kepedulian. Ia rutin membaca, berdiskusi, dan menulis untuk memperluas wawasan. Melalui kolaborasi, ia membangun ekosistem mentorship yang mencakup workshop, kegiatan networking, serta literasi digital dan keuangan.

Ia juga mengajak generasi muda untuk tidak takut gagal dan berani mengambil peran dalam pembangunan. Baginya, kesuksesan bukan soal keberuntungan, tetapi hasil dari komitmen, konsistensi, disiplin, dan fokus.

BACA JUGA :   Biaya Pengobatan Mahal, Istri Indra Bekti Buka Donasi Untuk Sang Suami

“Sukses adalah tentang ketekunan dan konsistensi.”

Untuk para perempuan , Karina terus menanamkan pentingnya kemandirian. Baginya, perempuan bisa membela bangsa melalui karya. Dalam berbagai kesempatan sebagai narasumber di acara pemberdayaan perempuan dan anak, ia selalu mengingatkan:

“Wanita harus mencintai dirinya terlebih dahulu, barulah ia bisa mencintai orang-orang di sekitarnya.”

Kini, di usia setengah abad, Karina tak melihat usia sebagai penghalang.

“Tua itu pasti, tapi itu hanya angka. Bukan berarti saya menolak tua. Semangat dan kreativitas yang tulus dan ikhlas membuat kita tidak lagi fokus pada usia, melainkan pada bagaimana kita bisa menjadi manusia yang bermartabat dan bermanfaat.”

Ia menekankan bahwa seseorang tidak boleh membatasi diri hanya karena usia, keadaan, atau status. Menurutnya, bentuk sederhana dari mencintai diri adalah dengan memberi ruang untuk merawat dan membahagiakan diri sendiri.

“Kebahagiaan kita bukan tanggung jawab orang lain, melainkan diri kita sendiri.”

Merawat diri, katanya, tak harus mahal. Yang terpenting adalah dilakukan secara sederhana dan konsisten. Bentuk lain dari mencintai diri adalah dengan terus mengembangkan keterampilan dan potensi yang ada dalam diri. Dengan begitu, seseorang bisa memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Karina juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara aktivitas sosial dan keluarga. Ia mengingatkan bahwa di balik perjuangan perempuan dalam berkarya, ada konsekuensi yang perlu dipertimbangkan secara bijak.

BACA JUGA :   KALEIDOSKOP 2019: 6 Film Hollywood Terlaris

“Mengorbankan finansial berarti kita juga sedang mengorbankan keluarga,” tambah Karina.

Selain itu, Karina menekankan bahwa kecantikan sejati tidak berasal dari riasan, kemewahan, atau pujian publik, melainkan dari hati yang bersih dan tulus.

“Kecantikan itu anugerah dari Tuhan. Dan kalau hati kita bersih, cantik itu akan keluar dengan sendirinya. Semua perempuan pada dasarnya cantik, karena Tuhan menciptakan perempuan dengan keindahan yang khas.”

Ia sendiri telah menggunakan tagar #semakintuasemakinbersinar selama 15 tahun terakhir. Afirmasi positif ini, menurutnya, benar-benar ia rasakan hasilnya.

“Apa yang saya pikirkan dan afirmasikan, benar-benar terjadi. Di usia yang tak lagi muda, saya justru semakin bersinar. Karena cahaya itu keluar ketika saya sadar dan terus mengembangkan potensi diri saya.”

Ia masih aktif berolahraga, bahkan menjadi instruktur berbagai jenis , termasuk sebagai Zumba Instructor Network (ZIN).

“Setiap kali saya menggali potensi baru, saya akan tekuni hingga ke puncaknya. Itulah arti ketekunan.”

Karina menutup pesannya dengan satu prinsip hidup yang terus ia pegang:

“FOCUS: Follow One Course Until Success. Yang penting bukan apa yang kita tahu, tapi apa yang kita lakukan dengan apa yang kita tahu.” Red/RY

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!