Putraindonews.com – NTT | Pasca menyelesaikan studi di Stikes Maharani Malang pada 2017 lalu, tak butuh waktu lama, 2018 dirinya langsung bekerja di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah.
Girang, bahagia dan rasa syukur bercampur aduk di sanubarinya walaupun Ia bekerja dengan status Tenaga Suka Rela (TKS).
Dalam perjalanan waktu, tepat ditahun 2021 dirinya tidak menyangka, bahwa masa depan pekerjaannya sebagai perawat berpengaruh pada dinamika kekuasaan yang sedang beroperasi kala itu.
“Saya macam malas, kita sudah bekerja dengan baik, pas awal kepemimpinan yang baru nama saya tidak ada lagi di daftar TKD,” sentil Dody entah kepada siapa sambil menyeruput segelas kopi, Selasa (11/7).
Kekesalan begitu nampak diwajah pemuda jebolan Malang itu saat bercengkrama dengan Putraindonews.com, namun, ia tetap memupuk harapan untuk tetap bertahan hidup di Tanah Marapu ini.
“Setelah saya tidak ada tempat kerja, saya berpikir bahwa saya harus wiraswasta, akhirnya saya fokus usaha ayam pedaging. Ya, Alhamdulillah usaha saya berjalan dengan baik,” ungkap Dody kepada Putraindonews.com saat di temui di lokasi usahanya.
Saat ini, pria tegar itu baru memiliki 400 lebih ekor ayam pedaging, dalam persaingan pasar yang begitu tinggi, Ia menjual ayam lewat media sosial dengan sistem antar ditempat yang sudah di kemas bersih.
“Karena banyak yang jual sistem tunggu, saya manfaatkan media sosial untuk pemasaran, ada juga yang saya jual ditempat usaha, hitung-hitungan pendapatan, ternyata keuntungan jauh lebih besar sekarang dibandingkan dulu saya masih berseragam putih,” pungkasnya.
Singkatnya, kisah Dody mengedukasi kaum muda NTT, khususnya Sumba, bahwa sukses tidak harus berdasi. Red/Nov
