Putraindonews.com – Jakarta | Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengungkapkan kewajaran perbedaan pilihan usia pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024 sebagai bagian dari demokrasi.
Menurutnya, hal tersebut sebagaimana kuliah umum Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat 20 Oktober, yang mengajak peserta Pemilu 2024 tidak menggunakan politik yang memecah belah persatuan, tetapi mengedepankan politik adu gagasan.
“Setuju dengan Pak Kapolri. Sekarang kan ketiga (bakal) capres-cawapres sudah dideklarasikan, pasti masyarakat punya pilihan yang berbeda-beda. Itu adalah hal yang sangat wajar dalam berdemokrasi; yang penting, kita sebagai masyarakat baiknya mengedepankan adu gagasan, ide, dan terobosan dari para kandidat, dan bukan yang lainnya,” kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/10/23).
Dia juga mengingatkan agar masyarakat dapat lebih bijak dalam menerima informasi di media sosial guna menghindari hoaks yang dapat memecah-belah persatuan bangsa.
“Belajar dari yang sudah-sudah, media sosial bisa menjadi ajang subur untuk penyebaran hoaks politik. Makanya, masyarakat harus bisa kritis dalam memilah dan memilih berita yang dikonsumsinya, agar kita tidak mudah terpecah-belah. Pokoknya 2024 ini harus zero hoax,” tegasnya.
Dia lantas mengajak masyarakat untuk berani bersikap menentang narasi-narasi perpecahan karena dapat merusak suasana Pemilu 2024.
“Bahkan, kalau ke depan ada narasi-narasi perpecahan yang berusaha ‘dimainkan’ oleh oknum, mau itu di media sosial atau di mana pun, masyarakat harus berani menolak. Jangan dikasih ruang. Malah kalau perlu, respons dengan ketawa saja hal-hal seperti itu,” kata Sahroni. Red/HS