Putraindonews.com, Blitar – Gempar penuan mayat di mutilasi dalam koper warna merah di TKP tepatnya di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, mengguncang publik. Ternyata teridentifikasi petugas ternyata diketahui adalah Uswatun Khasanah (29) warga kelurahan Bence Kecamatan Garum Kabupaten Blitar.
Setelah melalui identifikasi mendalam oleh tim forhensil diketahui, korban mutilasi ini dipastikan bernama Uswatun Khasanah (29), seorang perempuan asal Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Kepastian identitas korban diungkapkan oleh pihak keluarga, yang datang langsung ke RSUD Dr. Soeroto Ngawi, Jumat (24/01/25).
Mengutip pernyataan Kapolsek Garum, AKP Punjung Setyo Himawan, melalui media Jatim Time. Com, Punjung menginfirmasikan bahwa korban dikenali oleh ibunya, ayah tirinya, dan kepala dusun setempat. “Korban tercatat sebagai warga Bence, tetapi sehari-hari tinggal di kontrakannya di Tulungagung. Saat ini keluarga telah memutuskan untuk memakamkan korban di TPU Sidodadi, Garum,” jelas Kapolsek Garum Punjung.
Jenazah korban diperkirakan tiba di rumah duka dan tengah dilakukan persiapan keluarga menyambut kedatangan jasad perempuan yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Sebelumnya, tubuh korban ditemukan termutilasi, tanpa kepala, tanpa kaki kiri hingga paha, serta tanpa kaki kanan hingga lutut.
Ana Yuliani (29), kerabat korban, bersama Hendi Suprapto (42), ayah tiri korban, tampak terpukul saat mendatangi RSUD Dr. Soeroto. Ana menyebutkan bahwa korban meninggalkan dua anak yang masih kecil, masing-masing berusia 7 dan 10 tahun.
Hendi mengaku, ciri-ciri korban seperti gelang, sandal, dan tindik perut menjadi petunjuk kuat. “Kami memastikan jenazah adalah anak saya. Korban memang bekerja di Tulungagung dan meninggalkan rumah sejak Jumat (17/1/2025). Sejak Senin hingga Selasa, korban tidak dapat dihubungi,” tutur Hendi
Korban pembunuhan sadis ini riwayat semasa hidup merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, terakhir berpamitan kepada keluarga tanpa menyebut tujuan yang jelas. “Dia keluar sendiri naik sepeda motor, tidak pernah membawa teman ke rumah,” ungkap Ana. Keluarga tidak pernah menduga tragedi keji ini menimpa anggota keluarganya.
Kapolres Ngawi, AKBP Sumaryadi Rakhmanto, menjelaskan bahwa kasus mutilasi ini menjadi prioritas pihak kepolisian. “Kami terus melakukan penyelidikan dan pencarian bagian tubuh korban yang hilang. Ini adalah kejahatan yang sangat sadis dan tidak manusiawi,” ujarnya.
Sementara itu, keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap. “Harapan kami, anggota tubuh korban segera ditemukan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Apa yang dilakukan sangat biadab,” tegas Hendi.
Korban diketahui telah lama bercerai dengan suaminya. Menurut Ana, korban sempat bertemu keluarga di Blitar, Jumat lalu. “Tidak ada firasat apa pun. Dia biasa saja saat berpamitan keluar kota,” kenang Ana. Namun, pada Senin dan Selasa, korban tidak dapat dihubungi hingga kabar penemuan jasadnya mengejutkan seluruh keluarga.
Kisah hidup Uswatun Khasanah yang berakhir tragis menyisakan luka mendalam bagi keluarganya. Perjalanan hidupnya, dari seorang ibu muda hingga menjadi korban kekerasan brutal, menggambarkan kerapuhan manusia di tengah ancaman kejahatan.
Pihak kepolisian terus mendalami motif di balik pembunuhan ini. Penegakan hukum menjadi harapan terbesar keluarga korban untuk menegakkan keadilan atas tragedi keji yang terjadi di Ngawi. Redaksi :Rif/Rey