Putraindonews.com – Jakarta | Proyek menara Base Transceiver Station (BTS) yang digarap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) kini makin terbuka kebobrokannya setelah Plt Menkominfo Mahfud MD membongkar kejahatan di balik proyek ambisius ini.
Mahfud MD bahkan mengatakan, dari jumlah keseluruhan Menara yang dibangun saat ini belum dapat dipastikan apakah semuanya berfungsi atau tidak. Sebab, dari sampel yang diteliti, tak satupun berfungsi dengan baik.
“Dari 958 tower itu tidak diketahui apakah itu benar bisa digunakan atau tidak karena sudah diambil 8 sampel dan itu semuanya itu tidak ada yang berfungsi sesuai dengan spesifikasi. Tetapi diasumsikan dulu bahwa itu benar dan itu nilainya hanya sekitar Rp2,1 triliun. Sehingga masih ada penyalahgunaan dana atau ketidakjelasan dana yang tidak dipertanggungjawabkan di pengadilan yang sebesar Rp 8 triliun,” kata Mahfud usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5).
Kendati begitu, pihaknya menyebut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar proyek tersebut terus dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat terhadap infrastruktur telekomunikasi.
“Karena itu sudah didesain sebagai strategi kebijakan strategis pembangunan untuk pelayanan rakyat sejak 2006 dan sudah berjalan bagus setiap tahun, sudah dipertanggungjawabkan maka itu kita usahakan untuk dilanjutkan,” ujarnya.
Lanjutnya, jika proyek BTS dihentikan saat ini, maka masyarakat akan mengalami kerugian. Pengadaan infrastruktur telekomunikasi seperti BTS, ujar dia, sudah menjadi kebutuhan rakyat.
“Oleh sebab itu, arahan Presiden, jangan diputus, itu usahakan itu jalan. Usahakan semua kembali uangnya, yang sekarang masih gelap di mana-mana itu dan dioperasikan ke situ. Tentu hukum yang akan melakukan itu,” terangnya.
Terlepas dari proyek ini dilanjutkan, kata dia, penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi proyek BTS ini akan tetap dilakukan. Saat ini proyek dugaan korupsi BTS yang merugikan negara hingga Rp8 triliun sedang diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Soal proyeknya nanti kita cari jalan agar itu terus. Karena saya sudah panggil mantan-mantan menteri itu, mantan-mantan Menkominfo. ‘Pak ini dulu sudah berjalan baik dari tahun ke tahun sesuai dengan jadwal, kok rusaknya baru sekarang?’, Gitu,” kata Mahfud.
Menurutnya, proyek yang semula dibangun pada 2006 itu berjalan normal, namun, kata masalah muncul pada tahun anggaran 2020-2021 dengan pengadaan proyek BTS yang senilai Rp28 triliun.
Dikatakan, hingga Maret 2023, pengguna anggaran melaporkan terdapat 1.100 tower atau menara terealisasi dari 4.200 yang ditargetkan.
Kemudian, dilakukan pemeriksaan oleh satelit dan hasilnya terdapat 958 menara. Menariknya, kata dari 958 menara itu tidak diketahui apakah bisa digunakan atau tidak. Red/HS