Kementerian PUPR Bangun Jembatan Sei Alalak: Tipe Cable Stayed Lengkung Pertama di Indonesia

PUTRAINDONEWS.COM

Banjarmasin | 11 Februari 2020. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah melaksanakan pembangunan Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Jembatan tersebut akan menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberadaan jalan nasional dan jembatan diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Semakin terhubungnya Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” kata Menteri Basuki.

Bentang utama jembatan Sei Alalak dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung dan pertama di Indonesia. Ditargetkan seluruh konstruksinya selesai di akhir 2020 dan dapat langsung fungsional, target itu lebih cepat dari akhir kontrak yakni Maret 2021.

BACA JUGA :   Tidak Terhambat Lahan, Presiden Jokowi Optimistis Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan LRT Selesai Akhir 2021

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, saat ini progres konstruksinya telah memasuki tahap tahap pengecoran pilon yang akan dilanjutkan dengan pembangunan bentang utama sepanjang 300 meter. Jembatan ini memiliki lebar 20 meter yang berisi 4 lajur dua arah. Adapun panjang total jembatan ini, termasuk oprit, adalah 850 meter.

Menurutnya pembangunan Jembatan Sei Alalak dapat dipercepat karena seluruh aspek konstruksi dapat dikerjakan dengan lancar, terutama pembebasan lahan di sisi Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Barito Kuala.Pembebasan lahan sepenuhnya didukung oleh Pemerintah Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Barito Kuala.

Pekerjaan Jembatan Sei Alalak mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).

BACA JUGA :   TA 2021, PUPR Targetkan Bantuan Subsidi Perumahan Sebanyak 222.876 Unit

Jembatan tersebut didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layan hingga 100 tahun.

Selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayu Tangi 2 dan seiring dengan diselesaikannya pembangunan jembatan tersebut, direncanakan juga akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1. Ke depan, diharapkan Jembatan Sei Alalak akan menjadi ikon baru Kota Banjarmasin. (**)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!