AS Ancam Tarik Diri dari Dukungan Perundingan Damai Rusia-Ukraina

Putraindonews.com,Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan siap mundur sebagai penengah perundingan damai Rusia dan Ukraina kecuali kedua pihak memberikan “proposal konkret” untuk mengakhiri konflik.

Juru bicara Kemenlu AS Tammy Bruce sebagaimana dilansir dari Anadolu, Selasa (29/4) mengatakan kepada wartawan bahwa Menlu Marco Rubio mengatakan kepadanya, “Kita sekarang berada pada saat proposal konkret perlu disampaikan oleh kedua pihak tentang cara mengakhiri konflik ini.”

“Bagaimana kita melangkah dari sini adalah keputusan yang sekarang berada di tangan presiden (Donald Trump). Jika tidak ada kemajuan, kami akan mundur sebagai mediator dalam proses ini,” kata Bruce.

BACA JUGA :   Pemerintahan Trump Buat Pemimpin Eropa Cemas

Ancaman tersebut dikatakan lebih dari seminggu lalu oleh para pejabat senior, termasuk Trump, Rubio dan Wakil Presiden JD Vance, sementara pemerintah AS terus menekan Kiev dan Moskow agar menyetujui gencatan senjata.

Rusia pada Senin secara sepihak menyatakan gencatan senjata tiga hari selama 8-10 Mei untuk mempersiapkan peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Sementara Trump dan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap menyerukan penghentian permanen untuk permusuhan.

“Sekarang, sekali lagi, ada upaya manipulasi: entah kenapa, semua orang seolah-olah harus menunggu sampai 8 Mei sebelum menghentikan tembakan — hanya untuk memberikan Putin keheningan demi paradenya,” kata Zelenskyy dalam sebuah pesan video di Telegram.

BACA JUGA :   Update Hasil Perolehan Sementara Medali SEA Games 2023

“Kami menghargai kehidupan manusia, bukan parade. Itulah sebabnya kami percaya – dan dunia percaya – bahwa tidak ada alasan untuk menunggu sampai 8 Mei,” tambah pemimpin Ukraina itu.

Zelenskyy menekankan bahwa setiap gencatan senjata tidak boleh bersifat sementara tetapi “langsung, penuh dan tanpa syarat – setidaknya selama 30 hari untuk memastikan itu aman dan dijamin.”

“Ini adalah landasan yang bisa mengarah pada diplomasi yang nyata,” katanya. Presiden juga menekankan bahwa militer Rusia terus menyerang infrastruktur energi Ukraina. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!