Harga Sawit Anjlok, 200 Ribu Hektar Potensi Perkebunan & Pertanian Bengkulu Dilirik Menteri Malaysia 

***

Putraindonews.com – Bengkulu | Gubernur Rohidin Mersyah menerima lawatan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Hajah Zuraida Kamaruddin di Balai Raya Semarak, Sabtu (16/7).

Ini merupakan kunjungan balasan setelah beberapa waktu lalu perwakilan Pemerintah Provinsi Bengkulu ke Malaysia membicarakan peluang kerjasama di Bidang Perkebunan terutama komoditi Sawit, Karet dan Kopi.

Penjajakan kerjasama ini salah satu langkah solutif Gubernur Rohidin untuk mengatasi gejolak harga terutama sawit yang saat ini sedang anjlok.

Provinsi Bengkulu yang memiliki luas lahan perkebunan sawit lebih dari 200 ribu Hektare dan hasil produksi hampir 1 juta ton, merupakan daerah yang sangat potensial untuk investasi industri kelapa sawit.

“Tadi kita presentasikan potensi bahan baku terutama CPO yang hasilnya mencapai jutaan ton pertahun, namun untuk sekarang produk turunannya belum ada sama sekali,” jelas Rohidin

BACA JUGA :   Stadion GBK Dapat Apresiasi dari Komunitas Bisbol

Nantinya, dengan adanya kerjasama hilirisasi industri sawit di Bengkulu diharapkan akan mendongkrak nilai jual sawit dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi Bengkulu.

Sementara, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Hajah Zuraida Kamaruddin mengakui Bengkulu sangat potensial untuk menjadi daerah investasi komoditi kelapa sawit dan karet. Selain bahan baku yang melimpah, menurutnya, Bengkulu juga memiliki pelabuhan dan jalur logistik yang sangat penting dalam perdagangan ekspor.

“Alhamdulillah saya lihat banyak potensi yang boleh kita manfaatkan di Bengkulu ini karena logistik dan infrastrukturnya sudah tersedia. Ada port (pelabuhan) dan lapangan terbangnya (bandara) serta infrastruktur jalannya juga sudah teratur,” ujarnya usai pertemuan.

BACA JUGA :   Ketua Dewan Pers, Mohammad NUH terpilih sebagai Ketua South Asian Press Council Network (SEAPC-Net)

Selain itu, menurut Zuraida, batang sawit dan karet yang sudah tidak produktif juga dapat mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika diolah menjadi bahan furniture. Untuk itu, hubungan bilateral antara Malaysia dan Bengkulu harus diperkuat agar terjadi sinergi yang akan menguntungkan kedua belah pihak.

“Bila jadi ini adalah perjanjian pertama di mana sebuah provinsi dan Kerajaan Malaysia, kementerian dan agensi-agensi bergabung untuk menghidupkan ekonomi di sini (Bengkulu) maupun Malaysia. Sebab Bengkulu memiliki nilai histori yang sangat kuat dengan Bangsa Melayu Malaysia,” tutupnya. Red/Ben

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!