Warga Palestina Ditawari Pemerintah Israel Pindah ke Negara Lain

Putraindonews.com – Yerusalem | Pemerintah Israel tengah berupaya mencari jalan keluar atas konflik yang terjadi di Palelstina dengan menawarkan warga Palestina untuk pindah ke negara lain.

Hal itu diungkap media Israel yang melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mendesak rencana menerapkan “migrasi sukarela” kepada warga Palestina di Gaza dengan tujuan negara-negara lain.

Menurut harian Israel Hayom, Netanyahu membuat pernyataan tersebut pada sidang parlemen tertutup khusus para anggota parlemen Partai Likud yang berkuasa.

“Persoalan kita adalah negara-negara yang mau menerima (warga Gaza itu), dan kita sedang mengusahakannya,” kata dia.

BACA JUGA :   Kemenparekraf Fasilitasi Pelaku Usaha Raih Transaksi Rp65,9 Miliar di Bursa Pariwisata ATF Brunei

Dalam sidang itu Danny Danon dari Partai Likud mengungkapkan ada negara-negara yang sebenarnya mengangkat isu tersebut, termasuk Menteri Imigrasi Kanada Marc Miller dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley yang sedang mengikuti proses penjaringan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik.

Danon menambahkan Israel harus membentuk komite untuk menindaklanjuti isu tersebut guna memastikan semua orang yang ingin pindah ke negara ketiga dapat melakukannya.

Pada beberapa kesempatan, AS, negara-negara Arab dan Eropa sudah menyuarakan penolakan tegas terhadap segala bentuk “migrasi paksa” terhadap warga Palestina di Gaza.

BACA JUGA :   Jadi Ketua ASEAN 2023, Ini Empat Acara Unggulan Disiapkan Indonesia

Otoritas Palestina dan Hamas belum menanggapi pernyataan Israel tersebut.

Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, sehingga menewaskan sedikitnya 20.700 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 54.536 orang.

Sebaliknya, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza di mana setengah dari perumahan di wilayah pesisir itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di wilayah padat penduduk tersebut ketika mereka kekurangan makanan dan air bersih yang akut. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!