Ada Yang Masuk Kategori Awas, BMKG: Sejumlah Wilayah Indonesia Berpotensi Kekeringan

.COM

Jakarta | 04 Juli 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga tanggal 30 Juni 2019, terdapat potensi kekeringan meteorologis (iklim) di sebagian besar , dan Nusa Tenggara dengan kriteria panjang hingga ekstrim.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs. Herizal, M.Si, dalam siaran persnya Rabu (3/5) pagi mengemukakan, dari hasil analisa teridentifikasi adanya potensi kekeringan meteorologis yang tersebar di sejumlah wilayah, antara lain:

I. AWAS (telah mengalami HTH >61 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm dalam 10 hari mendatang dengan peluang >70%), yaitu: 1. di (Bekasi, Karawang dan Indramayu); 2. Jawa Tengah (Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang, Semarang, dan Wonogiri); 3. Sebagian besar Jawa Timur; 4. DIY (Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Sleman); 5. Bali (Buleleng); 6. Nusa Tenggara Timur (Sikka, Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao, Kota Kupang, dan Belu); dan 7. Nusa Tenggara Barat (Bima, Kota Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Sumbawa Timur).

BACA JUGA :   KPU Sumba Barat Bersama Stakeholder Gelar Rakor dan Sosialisasi PKPU Nomor 17 Tahun 2024 Tentang Pungut Hitung

II. SIAGA (telah mengalami HTH >31 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm dalam 10 hari dengan peluang >70%), yaitu: 1. Jakarta Utara; dan 2. (Lebak, Pandeglang, dan Tangerang).

III. WASPADA (telah mengalami HTH >21 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm dalam 10 hari dengan peluang >70%), yaitu: 1. Aceh (Aceh Besar, Pidie dan Bireuen); 2. Jambi (Merangin, Batanghari dan Bengkayang); 3. (Way Kanan); 4. Kalimantan Tengah (Pulangpisau); 5. Kalimantan Barat (Bengkayang); dan 6. (Bantaeng, Selayar, dan Takalar).

Selain itu, menurut Herizal, monitoring terhadap perkembangan musim kemarau menunjukkan berdasarkan luasan wilayah, 37% wilayah telah memasuki musim kemarau dan 63% wilayah masih mengalami musim hujan.

“Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi Aceh bagian Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Pulau Jawa dan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan bagian Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, Maluku, dan Papua bagian Selatan,” jelas Herizal.

BACA JUGA :   MUNCUL KLASTER BARU, DKI Jakarta Giat Lakukan Surveilans

Ada Hujan

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Drs. Herizal, M.Si menambahkan, musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali. Beberapa daerah diprediksikan masih berpeluang mendapatkan curah hujan. Potensi curah hujan tinggi diindikasikan terjadi disejumlah wilayah antara lain dalam kategoru SIAGA (Prakiraan Curah Hujan > 200 mm dalam 10 hari dengan peluang >70%), yaitu: 1. Sulawesi Tengah (Morowali, Banggai, dan Tojounauna); dan 2. Papua (Yahukimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mimika, Jayawijaya, Nabire, dan Paniai).

Untuk itu Herizal mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada: a. Sektor dengan sistem tadah hujan.; b. Pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih); dan c. Peningkatan potensi kemudahan terjadinya .

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi, yaitu melalui: http://www.bmkg.go.id; follow @infobmkg; atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (**)

 

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!