Putraindonews.com,Jakarta – Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid angkat bicara perihal peran perempuan dalam penanggulangan terorisme, karena perempuan kerap dijadikan kelompok radikal sebagai sasaran radikalisasi.
Dirinya mengatakan bahwa hal itu terbukti dari banyaknya kaum perempuan yang terlibat dalam berbagai kejadian teror di Indonesia, seperti bom keluarga di Surabaya, bom Katedral Makassar, bom Sibolga, bom panci Bekasi, penyerangan Mabes Polri, dan lain-lain.
“Kita perlu mendorong perempuan untuk berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, baik melalui pemahaman ideologi yang lebih moderat maupun dengan memperkuat nasionalisme,” ungkap Alissa Wahid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/4).
Kendati demikian, ia mengingatkan masih menjadi tantangan besar bagi kaum perempuan untuk meningkatkan partisipasi di ruang publik, khususnya dalam penanggulangan terorisme.
Disebutkan bahwa tantangan besar dimaksud, yakni masih rentannya perempuan terpapar ideologi radikal terorisme yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara fisik dan fisiologis, perempuan memiliki peran sebagai ibu yang membesarkan anak. Red/HS