Amblesan Tanah Bukan Akibat Gempa, BMKG: Warga Surabaya Tak Perlu Resah

Jakarta | 20 Desember 2018. Menanggapi peristiwa tanah longsor yang terjadi di Jalan Raya Gubeng Kota Surabaya, Selasa (18/12), yang viral di media massa dan media sosial, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar tidak panik dan resah.

Pusat Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan tsunami, Rahmat Triyono, mengutarakan tanah longsor yang terjadi dengan kedalaman 30 meter dan lebar 8 meter ini merupakan murni peristiwa amblesan tanah dan bukan likuifaksi yang banyak dikabarkan. 

BACA JUGA :   Hak Anak Jadi Komitmen Bupati Sumba Barat pada Diseminasi Studi Kabupaten Layak Anak Tahun 2023

“Karena tidak ada fenomena mencairnya material tanah di lokasi kejadian,” ujar Rahmat.

Berdasarkan hasil analisis gelombang seismik (kegempaan) yang tercatat, sambung Rahmat, diketahui bahwa peristiwa amblesan ini bukan akibat oleh gempa bumi.

Catatan Kegempaan, menurutnya tidak menunjukkan adanya mekanisme penyesaran batuan dan sensor kegempaan yang mencatat hanya satu sensor di lokasi terdekat amblesan tanah sehingga merupakan aktivitas lokal.

Lebih lanjut, Rahmat Triyono menyampaikan berdasarkan pengamatan pada sensor kegempaan BMKG terdekat yaitu sensor PJI (Prigen Pasuruan Jawa Indonesia) peristiwa ini ternyata sudah tercatat 2 kali.

BACA JUGA :   Soal Kabinet Jilid II, Ini Pendapat Presiden SIRI Tjandra Setiadji

“Dengan catatan amblesan pertama tercatat pada pukul 21.41.27 WIB dan amblesan kedua pada pukul 22.30.00 WIB,” ujar Rahmat.

Di akhir keterangannya, masyarakat diharapkan tidak termakan berita yang tidak benar/hoax dan terus bisa mengakses informasi secara resmi di website BMKG maupun media sosial resmi BMKG untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan lebih akurat. (**)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!