PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA |Â Banjir menggenangi rumah warga di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Tinggi muka air di desa terdampak belum surut dan masih menggenangi pemukiman hingga hari ini, Sabtu (11/9). Tak ada korban jiwa akibat banjir tersebut.
BPBD Kabupaten Luwu Utara menginformasikan sebanyak 265 KK atau 982 warga terdampak banjir yang terjadi sejak Kamis lalu (9/11). Kerugian material dampak genangan banjir mencakup rumah warga 200 unit, kios 5, fasilitas Pendidikan 2, fasilitas ibadah 1, posyandu 1 dan kantor desa 1. Selain pemukiman, peristiwa juga berdampak pada sektor pertanian dan peternakan, dengan rincian 100 hektar lahan kebun, 20 hektar sawah dan 538 hektar tambak.
Merespons kejadian ini, BPBD Luwu Utara telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan aparat desa terdampak. Kaji cepat di lapangan telah dilakukan, khususnya mengidentifikasi kebutuhan di lapangan yang masih tergenang banjir. Pihak pemerintah kabupaten juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut BPBD Kabupaten Luwu Utara, hujan intensitas tinggi dan sedimentasi di muara Sungai Rongkong memicu banjir ini. Sedimentasi tersebut diakibatkan material yang terbawa banjir bandang sebelumnya. BPBD menginformasikan lambatnya sistem sirkulasi arus sungai dan pola pasang surut air laut yang terhalang sedimen mengakibatkan dua dusun tergenang di Desa Waelawi.
Melihat peringatan dini cuaca pada hari ini (11/9), wilayah Provinsi Sulawesi Selatan masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Sedangkan pada esok hari (12/9), wilayah kecamatan terdampak masih berpotensi hujan sedang hingga hujan ringan pada dini hari hingga sore.
Pada September 2021, beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan terpantau sebagai wilayah yang berpotensi banjir pada kategori menengah. Sejumlah wilayah, selain Luwu Utara, yaitu Kabupaten Enrekang, Luwu Timur, Pinrang, Tana Toraja dan Toraja Utara. Tak hanya berpotensi banjir, Kabupaten Luwu Utara juga berpotensi gerakan tanah.
Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang berpotensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, termasuk Kecamatan Malangke. Sedangkan catatan historis banjir BNPB pada periode 2015 – 2020, banjir terjadi sebanyak 28 kali di wilayah Luwu Utara. Selama periode ini, peristiwa yang paling parah terjadi saat banjir menerjang beberapa kecamatan pada 13 Agustus 2020 lalu. Enam kecamatan, salah satunya Malangke, terdampak banjir hingga mengakibatkan 39 warga meninggal dunia dan 9 lainnya hilang, sedangkan kerusakan rumah warga mencapai 4.037 unit. Saat itu, banjir menerjang Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi selama musim hujan, warga diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap berbagai risiko. Kesiapsiagaan keluarga dan komunitas, seperti pengaktifan siskamling, akan membantu untuk meminimalkan, mencegah atau menghindari dampak korban jiwa. Red/Ben