Putraindonews.com – Pelataran Gedung Sao Panrita Universitas Negeri Makassar (UNM) Parangtambung, yang biasa jadi tempat nongkrong, Jumat malam, 3 Mei 2024, kedatangan lebih 30 mahasiswa Jurusan Seni Rupa, Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM. Mahasiswa semester 2 itu akan mengikuti kuliah menggambar sketsa, dengan dosen pengampu Muhammad Suyudi.
Suyudi berkolaborasi dengan perupa AH Rimba, dengan mengajak mahasiswanya hadir dalam kegiatan “Sketsa Jumat Malam”, yang diinisiasi Rimba. Kegiatan rutin di depan Kedai Sahabat Kasumba ini sudah memasuki sesion 52. Malam itu, temanya “Suara dan Gambar di Halaman”.
“Belajar itu tidak harus di dalam gedung tapi juga bisa di ruang-ruang seperti ini. Karena proses belajar yang terpenting itu ada di hati dan di pikiran,” terang Rimba di hadapan mahasiswa.
Di Pelataran Sao Panrita ini, ada sebanyak 30an kios, yang menyediakan beragam keperluan. Selain Kedai Sahabat Kasumba yang menyediakan aneka pilihan minuman kopi dan mie instan, juga ada warung bakso, tempat servis laptop, toko buku, dan lain-lain.
Dengan beragam aktivitas seperti itu, maka tema “Suara dan Gambar di Halaman” menjadi relevan. Rimba menambahkan, kita semua bisa berkreasi sembari orang-orang tetap menjalankan aktivitas kesehariannya. Adik-adik menghasiswa bisa menggambar, membuat sketsa, tapi di sekeliling kita ada yang ngopi, ada yang berkaraoke, ada yang bersenda-gurau, tanpa harus ada yang merasa terganggu.
Dikatakan, kita mesti terbiasa bersahabat dengan lingkungan sekitar, biar tidak kagok pada situasi yang berubah. Adik-adik mahasiswa diajak menggambar di luar ruang agar langsung bisa menangkap objek, sekaligus lingkungan sosial kita.
“Sketsa itu menyampaikan secara dokumenter apa yang ada di sekeliling kita, yang kita lihat, tanpa harus detail,” tambah Rimba terkait sketsa yang akan dibuat.
Rimba menjelaskan, latar belakang kegiatan Sketsa Jumat Malam, yakni agar silaturahmi antara seniman dan kesenian tetap tumbuh, dengan asas Bersama Berbagi. Tujuannya adalah menjadikan pola berkesenian (lintas kesenian) sebagai suplemen. Selain itu, model kolaborasi dengan para sahabat ini, tentu bersifat edukasi dan diharapkan berkesinambungan.
“Tanpa terasa, kegiatan ini sudah berjalan setahun, dengan tema berbeda setiap Jumat malam. Kami mulai pada Ramadhan tahun 2023 lalu,” ungkap Rimba.
Ada pemandangan menarik malam itu. Kebanyakan mahasiswa Jurusan Seni Rupa ini didominasi mahasiswi atau perempuan. Mereka menggambar mengguanakan cat air, spidol, pulpen warna putih dengan dasar kertas warna hitam, sesuai situasi malam. Namanya juga mahasiswa kekinian, ada yang menggambar sambil live di akun Instagramnya.
Objek yang dipilih sesuai posisi dia berada dan hal menarik yang dilihatnya. Firda, yang berada di samping kedai, menyampaikan bahwa dia menggambar partisi kayu dan meja yang objeknya lebih dekat. Sementara Latifa, memilih menggambar sudut gedung Sao Panrita, yang punya cahaya lampu menarik dan terlihat banyak aktivitas di area situ.
Muhammad Suyudi dengan penuh perhatian mendatangi setiap mahasiswanya yang duduk berkelompok. Dia memperhatian mereka menggambar, sambil sesekali menjelaskan aspek teknisnya. Anak-anak diingatkan bahwa dalam menyeket itu, mereka merekam apa yang dilihat, bukan apa yang diketahui.
“Saya suka mengajar di kelas yang tidak ada sekatnya. Apalagi ini merupakan kelas kolaborasi, sehingga mahasiswa akan mendapat pengalaman berbeda, sekaligus pengayaan wawasan dari teman seniman,” pungkas Yudi, dosen FSD UNM. Red/RT