BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Stunami di Sumba Barat Daya

Putraindonews.com – NTT | Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami ini merupakan salah satu ikhtiar BMKG untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah sekaligus membangun sikap tanggap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat untuk mewujudkan masyarakat siaga gempa dan tsunami di Kabupaten Sumba Barat Daya

Perlu diketahui bahwa Pulau Sumba merupakan salah satu pulau di Indonesia yang rawan bencana alam Tsunami, mengingat pulau Sumba merupakan pulau yang cukup tinggi gempa bumi dalam 3 tahun terakhir.

Pada tahun 2018 terjadi 495 kali gempa bumi, pada tahun 2019 terjadi 3.040 gempa bumi, tahun 2020 terjadi 4.098 kali, tahun 2021 terjadi gempa bumi 4.066 kali, dan tahun 2022 terjadi peningkatan menjadi 6.923 kali gempa bumi.

BACA JUGA :   Memasuki Hari Terakhir, Tim Gabungan Terus Upayakan Pencarian Orang Hilang di Parigi Moutong

Demikian disampaikan oleh narasumber Mario Charlos Rohi Koten, dari BMKG Sumba Timur dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami tahun 2023 di aula hotel Sima Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Nusa Tenggara Timur, Selasa (22/8).

Mario menjelaskan untuk Pulau Sumba dalam sejarahnya sudah pernah 21 kali terjadi Tsunami sejak tahun 1629, 1657, 1659, 1710, 1711, 1754, 1763, 1815, 1820, 1837, 1841, 1852, 1857, 1859, 1882, 1885, 1891, 1899, 1914, 1938 dan 1977. Setelah tahun 1977 belum ada tsunami di Sumba.

“Biasanya jika sudah pernah terjadi tsunami, pasti akan terjadi lagi, hanya kapan ada gempa bumi dan tsunami manusia tidak mengetahuinya,” ungkap Mario.

BACA JUGA :   Super Hemat, Pertamina Berdayakan Pelaku UMKM Desa Tasikharjo melalui Energi Terbarukan

Mario menjelaskan kita gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Untuk diketahui, kegiatan Sekolah Lapang Gemoa Bumi dan Tsunami ini diselenggarakan oleh BMKG untuk memberikan informasi pada masyarakat tentang potensi gempa bumi dan tsunami.

Kegiatan Sekolah Lapang dibuka dengan resmi oleh Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, S. IP., Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari unsur pemerintah Desa, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kelompok nelayan dan unsur pariwisata serta media. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!