BPIP Yakin Pendidikan Pancasila Mampu Bangun Karakter Anak

Putraindonews.com – Yogyakarta | Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), lewat Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, meyakini bahwa pendidikan Pancasila mampu menciptakan karakter pancasilais pada anak-anak muda juga dapat membahagiakan anak-anak.

Hal ini dia sampaikan pada seminar dalam rangka Bulan Bung Karno dengan tema Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Bernegara di Jogja Green School, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.

“Pelajaran ini bisa mengajarkan anak-anak untuk memiliki cita rasa Pancasila, dan menjadi nilai keutamaan hidup. Ini tidak hafalan atau doktrinasi lagi, ini untuk membawa anak-anak menjadikan Pancasila menjadi nilai dalam kehidupannya,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, apabila anak-anak diajarkan keragaman dari usia dini, anak-anak sadar kalau mereka berbeda tetapi satu. Pancasila adalah ideologi yang menyatukan hal itu. Menghargai budaya lokal dan budaya orang lain, misalnya. Ini yang ditanamkan sejak dini.”

BACA JUGA :   JADI KABARESKRIM POLRI, Komjen Pol Agus Andrianto Dukung Penuh Program Presisi Kapolri

“Dari PAUD sampai SD, penekanan lebih kepada bagaimana hidup dengan nilai Pancasila dari hal-hal kecil dan mudah digunakan. Saat tingkat SMP, baru mulai diajarkan sejarah Pancasila dan Indonesia, serta pengenalan tokoh-tokoh. SMA, baru diajarkan dan mengenal soal konsep Pancasila. Jadi, semua sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing jenjang,” katanya.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini menyatakan urgensi pendidikan Pancasila, menyusul hasil survei dari Setara Institute kepada anak-anak muda di 5 kota besar di Indonesia.

“83% anak muda menyatakan Pancasila bukan ideologi permanen. Ini mengerikan. Pancasila padahal dielu-elukan oleh banyak tokoh internasional sebagai pemersatu yang ampuh. Imam dari Suriah pernah menyatakan Indonesia beruntung punya Pancasila, di mana menyatukan 700 lebih suku bangsanya; di Suriah, hanya sekitar 10 suku bangsa, tetapi bertikai. Kita tahu bagaimana keadaan Suriah sekarang. Pancasila itu bukan main-main, dan Pancasila benar menyatukan kita semua.”

BACA JUGA :   BANJIR KALIMANTAN SELATAN, 14.891 Jiwa Terdampak 

Benny pun menyatakan bahwa dalam mengajarkan pelajaran Pancasila, harus ada perubahan paradigma penyampaian.

“Orientasi pengajaran harus bukan pada hafalan atau doktrinal, tetapi anak-anak sendiri diarahkan untuk menjadikan apa yang bahan ajar menjadi nilai hidupnya. Banyak tugas pribadi dan reflektif, banyak visual dan belajar membangun kebersamaan. Anak-anak harus bisa mengalami pendidikan yang menyenangkan, bukan hafalan lagi, tetapi perjumpaan dengan teman dan sesamanya, dan akhirnya Pancasila bisa menjadi ideologi hidup dan bekerja.” Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!