Cegah Kematian Ibu di Sulbar, BKKBN Hadir Melalui TPK

Putraindonews.com – Jakarta | Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan bahwa pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) dan hadirnya Tim Pendamping Keluarga (TPK) menjadi intervensi untuk mencegah terjadinya angka kematian ibu (AKI) di Sulawesi Barat (Sulbar) meningkat.

“Bila secara medis kondisi kesehatan belum memungkinkan untuk hamil, seperti anemia masih tinggi, lingkar lengan atas kurang dari 23 sentimeter, dan kondisi kesehatan lainnya. Maka jangan dulu hamil, perbaiki dulu kondisi kesehatan agar tidak melahirkan bayi stunting,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan di Jakarta, Selasa (13/6).

Ketika menerima kunjungan Pj. Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh di Jakarta, Senin (12/6) pagi, ia mengatakan bahwa Sulbar menempati urutan ketujuh secara nasional sebagai provinsi dengan jumlah remaja menikah di usia muda.

BACA JUGA :   Wali Kota Blitar Puji Bazzar UMKM dan Job Fair, Banyak Anak Muda Mau Kerja di Luar Negeri

Padahal, perkawinan anak menjadi salah satu faktor risiko anak terkena stunting. Merujuk pada data milik Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini, prevalensi stunting di sana menempati urutan keempat nasional dengan angka kematian bayi mencapai 29 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu hamil dan melahirkan mencapai 274 per 100.000 kelahiran hidup.

Agar program percepatan penurunan stunting berjalan efektif, kata dia, BKKBN telah membangun kemitraan dengan banyak pihak dan memanfaatkan data Pendataan Keluarga (PK) sebagai salah satu basis intervensi.

Melalui data PK akan diketahui secara pasti ke mana intervensi harus dilakukan sehingga tepat sasaran, karena berbasis by name by address. Merujuk data ini jugalah diketahui dari 471 calon pengantin di sana, delapan orang berada pada kondisi anemia berat, 88 anemia sedang dan 261 orang menderita anemia ringan.

BACA JUGA :   Gelar Open House Idulfitri, Menteri AHY Pererat Tali Silaturahmi dengan Jajaran Kementerian ATR/BPN

Selain itu sebanyak 2.800 orang TPK sudah diterjunkan di Sulawesi Barat, yang tugasnya tidak hanya mendampingi keluarga stunting, tapi mendukung kegiatan mitra BKKBN yang tengah melakukan intervensi.

“TPK sangat dibutuhkan, karena setidaknya ada 27.500 kehamilan terjadi setiap tahun di Sulawesi Barat, di mana di periode itu terdapat 15.000 pernikahan. Sebanyak 80 persen dari mereka yang menikah hamil di tahun pertama,” katanya. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!