Dilantik Eddy Ganefo, Kadin Logistik Ungkap Kendala dan Potensi Nasional

PUTRAINDONEWS.COM

Jakarta | Kepengurusan Kadin Logistik periode 2020-2025, ketua umum Kadin Indonesia Eddy Ganefo secara resmi melantik Dr. Ir. Rd. Deden Syaiful Achyar, M.Sc beserta seluruh jajarannya pada kamis 9/09 di Balai Samudra Jakarta Utara.

Gelaran pelantikan yang dilakukan secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat tersebut hanya dihadiri oleh kalangan pengurus dan beberapa tamu undangan.

Dalam sambutannya, Eddy Ganefo mengungkap bahwa potensi ekspor Indonesia sangat bagus, untuk itu perlu perhatian dari semua pihak agar dapat lebih maksimal.

Disamping itu, dirinya juga menyoroti mahalnya biaya logistik di Indonesia sehingga menimbulkan kesulitan dan kendala bagi para pengusaha kecil serta UMKM untuk dapat mengembangkan potensi yang ada, ungkapnya.

Adapun, acara pelantikan Kadin Logistik juga diisi dengan Dialog Publik Nasional yang mengangkat tema ‘Ada Apa Dengan Biaya Logistik di Indonesia Yang Mahal ?’.

BACA JUGA :   Kunjungi Pertamina, Kepala BPH Migas Apresiasi Keamanan Pasokan Energi

Berlangsung secara ofline di lokasi dan online (virtual) secara nasional, dialog publik tersebut menjadi pembuka terkait kondisi logistik Indonesia.

Menghadirkan narasumber yang kompeten dialog publik nasional Kadin Logistik menjadi ajang pencerahan bagi pelaku ekonomi dan pemerintah terkait kondisi logistik nasional.

Hadir sebagai narasumber diantaranya Ketua BNPEI Khairul Mahalli, Ir. Harry Boediarto, pengamat publik Dr.Trubus Radiansyah serta Prof. Dr Mufti Mubarok yang dipandu oleh Hasbi Chaipadmol bersama Retno Dewi

Dalam kesempatan tersebut, Khairul Mahalli menyebut dialog ini dilatarbelakangi oleh biaya logistik di Indonesia yang sangat mahal, yakni mencapai 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

BACA JUGA :   Tangsel Arena Fun Swimming 2023 Resmi Dibuka Pilar Saga 'Villa Dago Jadi Kampung Olahraga'

Bahwa angka ini jauh lebih tinggi dari biaya logistik di negara-negara kawasan Asean, termasuk Malaysia, ungkapnya.

“Padahal, biaya logistik di Malaysia hanya mencapai 13 persen dari PDB nya “.

Khairul juga menyebut, tingginya biaya logistik ini tak lepas dari masih berbelit-belitnya proses pengajuan perizinan berusaha, sehingga pelaku usaha harus merogoh biaya yang tak sedikit dan waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan perizinan.

Atas kondisi tersebut, Kadin Logistik menjadi suatu harapan baru bagi industri logistik, agar kiranya trobosan dan berbagai kajian serta dialog yang dibangun dengan pemangku kebijakan kiranya dapat membuat peta jalan baru bagi industri logistik dengan biaya yang lebih terjangkau, pungkas Khairul. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!