PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA | Beredar kabar dua narasumber yang semula bersedia menjadi pemateri untuk kegiatan Webinar ‘Pasar Dubai UMKM Go Global’ yang rencana digelar pada Jumat 7 Mei 2021, mendadak mengundurkan diri.
Informasi terkait pengunduran diri oleh kedua narasumber itu disampaikan langsung kepada panitia pengelenggara kegiatan, melalui pesan singkat via Whatsapp, Minggu (2/5).
Diketahui, kedua narasumber itu yakni, Konsul Jenderal RI Dubai K. Candra Negara dan Kepala ITPC Dubai Muhammad Khomaini. Keduanya disebut melayangkan konfirmasi pembatalan sebagai pemateri di waktu bersamaan.
Melalui pesan singkat, keduanya sama-sama menyampaikan permohonan maaf karena harus terpaksa menarik diri sebagai narasumber dalam acara yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia itu.
“Mohon maaf sebelumnya, kami harus menyampaikan bahwa sesuai arahan dari Pusat, kami dan KJRI Dubai menarik diri dari kegiatan Peluang Pasar Dubai UMKM Go Global yang akan diselenggarakan tanggal 7 Mei 2021. Demikian disampaikan. Mohon dimaklumi,” tulis Konsul Jenderal RI Dubai K. Candra Negara melalui pesan Whatsapp, Minggu (2/5).
Senada dengan itu, Kepala ITPC Dubai Muhammad Khomaini juga dalam waktu serentak mengirimkan pesan serupa.
“Assalamu’alaikum Pak. Mohon maaf sebelumnya, kami harus menyampaikan bahwa sesuai arahan dari Pusat, kami dan ITPC Dubai menarik diri dari kegiatan Peluang Pasar Dubai UMKM Go Global yang akan diselenggarakan tgl 7 Mei 2021. Demikian disampaikan. Mohon dimaklumi,” tulisnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum KADIN Indonesia, Eddy Ganefo kepada media ini, menumpahkan kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang diduga sengaja mengintervensi kegiatan tersebut.
“Yang pasti kecewa ya. Sebab, ini kan kegiatan positif di tengah situasi pandemi COVID-19. Seharusnya, melalui kegiatan semacam ini pemerintah memberikan support. Karena memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi. Bukan malah merusaknya,” papar Eddy dengan nada kecewa, Senin (3/5).
Eddy menduga intervensi tersebut datang dari lingkaran kekuasaan. Hal itu terbaca lewat timing pembatalan yang sangat tiba-tiba sekaligus petunjuk melalui pesan itu sendiri.
“Jadi, bagi kami ini sangat tidak bijak. Pemerintah itu kan harusnya menjadi fasilitator yang bijaksana. Tidak boleh terbawa dalam suasana perpecehan atau konflik yang mempengaruhi keputusannya secara sepihak,” ujarnya.
Ia berharap tidak ada lagi kejadian semacam ini ke depan. Ia juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap siapapun, dari lembaga manapun tanpa melihat warna, jenis ataupun tarikan lainnya.
“Sebab, sejatinya negara itu harus berdiri adil di atas sikap dan pikirannya. Jangan sampai berlaku berat sebelah, hanya karena ada tendensi ataupun ketidaksukaan terhadap salah satu pihak. Negara harus bisa jadi fasilitator yang bijak. Itu yang seharusnya dilakukan,” terang Eddy.
Eddy juga masih mempertanyakan mengapa sampai negara harus terlibat jauh mengintervensi kegiatan semacam itu. Padahal, kegiatan tersebut bertujuan positif bagi negara.
“Yang kita pertanyakan, mengapa harus ada intervensi negatif? Tidakkah kegiatan yang kami lakukan ini bertujuan baik bagi ekonomi negara?” Tukasnya. Red/Ben