Duka Wamena, LPSK Siapkan Perlindungan Bagi Saksi dan Korban

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendorong kerusuhan di Wamena, Papua, diproses hukum. Jika ada korban yang dijadikan saksi dalam proses hukum dimaksud, LPSK akan memberikan perlindungan dan bantuan sesuai perintah undang-undang.

Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo menyatakan duka yang mendalam atas tewasnya 33 orang akibat kerusuhan di Wamena, sementara puluhan korban lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. “Kita akan segera turun ke lokasi (Wamena) untuk memetakan kebutuhan perlindungan dan bantuan bagi korban,” kata Hasto di Jakarta, Selasa (1/10-2019).

Pemetaan terhadap korban dimaksud, jelas Hasto, baik yang berasal dari kalangan masyarakat sipil maupun aparat penegak hukum. LPSK akan melihat secara lebih dekat dan jelas, apakah para saksi dan korban dari kerusuhan Wamena tersebut bisa mengakses layanan perlindungan dan bantuan yang disediakan negara melalui LPSK.

BACA JUGA :   Momentum HARKITNAS, Komite Rakyat Lawan KKN Seru Undangan Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia

Saat ini, masih kata Hasto, LPSK intensif melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak sebelum menurunkan tim ke Wamena. Koordinasi dilakukan untuk mencari tahu proses hukum yang tengah berjalan dalam pengusutan kasus kerusuhan di Wamena. “Jika memang ada korban yang nantinya akan menjadi saksi dalam proses hukum, sesuai mandat undang-undang, LPSK akan menjalankan tugasnya memberikan perlindungan dan bantuan,” tegas Hasto.

Hasto menegaskan, sudah sewajarnya negara tidak tinggal diam menyikapi kerusuhan di Wamena, yang mengakibatkan 33 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka. Sebagai representasi negara dalam melindungi saksi dan korban tindak pidana, LPSK akan berupaya maksimal menjalankan tugas dan fungsinya, baik dalam memberikan perlindungan fisik, maupun bantuan berupa medis, rehabiltasi psikologis maupun psikososial.

BACA JUGA :   Agus K Saputra Padukan Lukisan, Foto, dan Puisi dalam Buku "Pertemuan Kecil"

Seperti dilaporkan sejumlah media massa, kerusuhan di Wamena berawal dari aksi unjuk rasa siswa, Senin (23/9-2019). Unjuk rasa itu kemudian berakhir rusuh dengan terbakarnya sejumlah rumah warga, kantor pemerintah dan beberapa kios usaha masyarakat. Kemudian dilaporkan pula sebanyak 33 orang dinyatakan tewas akibat kerusuhan tersebut dan puluhan lainnya mengalami luka-luka, sementara ribuan orang harus tinggal di pengungsian.

( PMT )

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!