Belanja Negara Banyak Terpakai untuk Penanganan COVID-19 dan Program PEN

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Kinerja realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2020 mencapai Rp1.252,4 triliun atau 45,7% dari dari pagu Perpres 72/2020. Total belanja negara, tumbuh tipis 1,3% dibandingkan tahun lalu pada bulan Juli tahun lalu sebesar 7,9%.

Jika dilihat dari belanja pemerintah pusat yaitu Rp793,6 triliun atau 40% dari total belanja di dalam Perpres 72/2020 hanya tumbuh 4,2% dibandingkan belanja tahun lalu pada bulan Juli dimana tumbuh 9,2%.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) Edisi Agustus 2020 melalui video conference pada Selasa (25/08).

“Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) adalah Rp419,6 triliun atau 50,2% dari total belanja K/L yang ada di dalam Perpres, pertumbuhannya flat 0 dibandingkan tahun lalu. Sedangkan belanja non K/L yaitu sebesar Rp374 triliun atau 32,8% ini naik cukup besar yaitu 9,5 karena banyak program-program PEN memang dimasukkan dalam pos belanja non K/L. Ini yang menyebabkan belanja non K/L kita nanti akan mengalami kenaikan. Kalau dilihat, posnya Rp1.138,9 triliun itu naik luar biasa dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp778, 9 triliun,” jelas Menkeu.

BACA JUGA :   Waspada Penipuan Bermodus Investasi, Polri Bakal Edukasi Masyarakat di 100 Pusat Perbelanjaan

Untuk realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) adalah sebesar Rp458,8 triliun atau 60,1% dari total transfer di dalam Perpres 72,  negatif dibandingkan tahun lalu yaitu minus 3,4 dimana untuk transfer ke daerah sendiri mengalami kontraksi 5,1% yaitu Rp410 triliun meskipun dari sisi persentase terhadap Perpres 72 sudah mencapai 59,3%.

Selanjutnya, Pemerintah telah menerbitkan PMK 101/2020 yang mulai berlaku pada Agustus 2020 untuk memberikan relaksasi percepatan penyaluran TKDD untuk percepatan APBD untuk mendukung pemulihan ekonomi di daerah.

“Dana Desa yang mengalami lonjakan cukup besar. Ini bagus karena ini sebagian signifikan adalah untuk BLT masyarakat di desa. Rp47,9 triliun sudah teralokasikan atau sudah dibelanjakan dan itu berarti sudah 67,3% dari total alokasi belanja. Dana desa ini naik 50% dibandingkan tahun lalu,” ungkap Menkeu.

BACA JUGA :   Subsidi Bunga Bagi UMKM dan UMi yang Taat Pajak

Posisi APBN hingga akhir Juli 2020 untuk keseimbangan primer mengalami negatif Rp147,4 triliun. Kenaikan yang sangat besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp25,3 triliun.

Realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp503 triliun, naik sangat tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 115,3%. Hal ini disebabkan untuk mendanai defisit yang realisasinya sudah mencapai Rp330,2 triliun atau 31,8% kenaikan defisit terhadap Perpres 72 hingga 79,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini menggambarkan bahwa APBN kita, penerimaan mengalami tekanan, belanja naik akibat Covid. Oleh karena itu, dampaknya terhadap defisit APBN akan sangat besar. Dalam Perpres, sampai akhir tahun diestimasi sebesar 6,34% dari GDP. Sampai dengan akhir Juli defisit adalah 2% dan GDP,” tutup Menkeu. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!