Dilanda Kekeringan, Petani Menjerit Hasil Panen Ambruk 50 Persen ‘Siapa Bertanggung Jawab’

***

Putraindonews.com – Bengkulu | Ribuan Hektar sawah di Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan, dilanda kekeringan. Mengakibatkan hasil panen padi ambruk hingga lampaui 50 persen. Ratusan petani penggarap di lumbung pangan Provinsi Bengkulu tersebut menjerit, pesimis bisa menggarap sawah kembali di musim berikutnya.

Apalagi, semakin hari pupuk bersubsidi pemerintah makin sulit diperoleh, ditambah gangguan tersendiri dari ‘tradisi’ pengeringan saluran irigasi hampir setiap tahun.

Mayoritas petani saat dikonfirmasi mengatakan, penyebab kekeringan bukan hanya kemarau panjang. Pengeringan saluran irigasi yang tengah direhab turut berkontribusi negatif.

“Seingat saya sudah tiga tahun ada proyek rehab, dan itu selalu ada pengeringan. Mudah-mudahan ini pengeringan terakhir, bagian yang direhab tidak banyak lagi,” kata Agus, petani di Ataran Kulus, Desa Tanjung Menang, Selasa (24/5) pagi.

BACA JUGA :   AKIBAT COVID-19, GUBERNUR AMBIL LANGKAH PULIHKAN EKONOMI BANTEN

Hal senada diutarakan Nisman, petani asal Desa Banding Agung. Dia berharap segera turun hujan agar bisa menyambut musim tanam berikutnya.

“Kalau pengeringan irigasi itu kan memang sudah disepakati sampai musim tanam berikutnya. Jadi tak mungkin ditunggu,” ungkapnya.

Tantangan tanam padi atau jagung di lahan tadah hujan, lanjut Nisman, sama saja. Tetap perlu curah hujan cukup.

“Sekarang tanahnya sudah retak-retak lebar, tanam jagung atau sayur pun belum memungkinkan,” keluhnya.

Pantauan di lapangan, rekanan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII tengah melaksanakan pembongkaran dan rehab saluran irigasi Air Nipis di beberapa titik.

Seorang pengawas proyek mengaku belum bisa memprediksi bulan berapa pekerjaan tersebut bisa dirampungkan.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Seginim Mardalena SPd MSi mengimbau ribuan petani di wilayah itu bersabar menunggu proses rehabilitasi saluran irigasi.

BACA JUGA :   HUT KE-52, Kadin Indonesia Digitalisasi UMKM Dengan Website Secara Gratis

Mengingat proyek tersebut bertujuan jangka panjang mendukung kelancaran pengairan sawah-sawah milik petani.

“Agar tidak sering dilakukan pengeringan karena proyek rehab irigasi setiap tahun, saya mohon kepada para petani sama-sama njaga irigasi itu dari tangan-tangan jahil yang guna air tidak sesuai tujuan pembangunan dan fungsi utama,” pintanya, Rabu (25/5) sore.

Lena mencontohkan, penggunaan air irigasi untuk kolam air deras tanpa mendapat bimbingan teknis dari instansi berkompeten dapat merusak tatakelola pengairan sawah.

“Kalau rehab irigasi nanti selesai dikerjakan, jangan ada lagi yang membuat lubang untuk memasukkan air ke kolam tanpa izin pemerintah. Itu berpotensi merusak dan beresiko hukum bagi pelakunya sendiri,” pungkasnya. Red/Ben

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!