Putraindonews.com – NTT | Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) adalah sebuah Organisasi Profesi para Peneliti dan Perekayasa termasuk Para Dosen di seluruh Indonesia.
Kepengurusan Pusat Organisasi ini berada di Cibinong (Jawa Barat) dan sudah memiliki Kepengurusan Cabang di sekitar 8 Provinsi dan 5 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
PPI NTT lakukan Workshop menyusun Kerangka pikir, untuk meyampaikan rekomendasi arah dan riset pengembangan Garam dan Rumput Laut untuk peningkatan pendapatan Nelayan di Pesisir Pantai Nusa Tenggara Timur. Kupang, 11 Juli 2023.
Kepengurusan PPI Provinsi NTT, yang sudah terbentuk pada Bulan November 2022, dinahkodai oleh Evert Y Hosang, dengan masa kepengurusan selama 4 tahun (2022-2026), beranggotakan sebanyak 42 orang Peneliti dan Dosen.
Kini PPI Provinsi tersebut mempunyai visi dan misi untuk menyatukan kekuatan Peneliti yang ada di NTT untuk mencari solusi terhadap permasalahan pembangunan yang ada di NTT.
Salah satu pesan Gubernur NTT, Dr. Victor Bungtilu Laiskodat, saat pelantikan Badan Pengurus PPI Provinsi NTT waktu lalu adalah agar PPI dapat berkontribusi dalam pengembangan Garam dan Rumput laut di NTT.
Karena itu PPI Provinsi NTT saat ini melakukan Workshop Pengembangan Garam dan Rumput laut di NTT yang diketuai oleh Dr. Ir. Tony Basuki, MSi yang menghadirkan berbagai pihak yang berkepentingan diantarnya adalah Dr. Sudarto, seorang Perekayasa Utama, pada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan yang saat ini sebagai Tim Pakar PPI Pusat, Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dosen Universitas Nusa Cendana, Universitas Kristen Artha Wacana, Politeknik Pertanian, Universitas Muhammadiyah, Politeknik Kupang, Universitas PGRI dan Universitas Katholik Widya Mandira, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Mahasiswa, Pelaku Usaha Tambak Garam dan Rumput laut serta Industri Pengolahannya yang mengikuti secara on site (luring) dan juga diikuti oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dan Dinas Perindag Kabupaten2 secara on line (Daring).
Lebih lanjut Doktor Evert Y Hosang mengatakan bahwa potensi Garam di NTT sebesar 21.000 he masih perlu diupayakan dengan maksimal dengan produktivitas lebih dari 100 ton/ha sangat masih perlu ditingkatkan melalui penerapan inovasi dan juga potensi budidaya rumput laut di NTT sebesar 89.110 ha masih perlu ditingkatkan teknologi budidaya agar produktivitasnya dapat meningkat.
“Workshop ini diharapkan dapat merumuskan potensi dan permasalahn pengembangan garam dan rumput laut di NTT serta kebutuhan penelitian untuk mendapatkan inovasi dan pemecahan masalah, oleh para peneliti dan dosen senior yang ada di NTT, agar pengembangan kedua komoditas ini dapat berjalan dengan cepat dan kesejahteraan petani dapat meningkat dan dapat berkontribusi pada penyelesaian masalah stanting,” tandasnya, Selasa (11/7).
Menurutnya, Workshop ini juga bisa memperbaiki peta jalan yang sudah ada agar pencapaian tujuan pengembangan garam dan rumput laut di NTT bias dicapai sesuai target waktu, kualitas dan kuantitasnya dan juga bias tumbuh industry pengolahan kedua komoditas ini.
“Kedepan PPI NTT akan terus memikirkan dan merumuskan strategi dan kebijakan pengembangan komoditas lain misalnya pertanian, peternakan dan kehutanan sehingga ekonomi biru dan ekonomi hijau terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Ketua PPI NTT. Red/Nov