PUTRAINDONEWS.COM
TANGSEL | Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) bernama Teguh Jamaludin Malik (26), mengalami tindak penganiayaan oleh oknum dosen berinisial NR. Meski pihak kampus telah melakukan mediasi, dampak psikologis masih terus membayangi mahasiswa baru Program Studi (Prodi) Teknik Elektro tersebut.
Teguh pun berharap, kejadian yang menimpanya terus diproses secara hukum. Jadi ke depannya, tak ada lagi bentuk arogansi oleh tenaga pendidik yang justru mencoreng lembaga pendidikan tinggi itu sendiri.
“Saya inginnya tetap lanjut karena yang paling berasa buat saya efek psikologisnya. Saat kejadian dilihati banyak mahasiswa lain, banyak dosen juga di ruangan, tapi dosen itu tetap maki-maki sambil menampar saya,” tuturnya, Senin (16/4).
Penganiayaan tersebut terjadi pada Senin, 9 April 2018, sekira pukul 19.15 WIB di kampus II Unpam, Jalan Puspiptek, Setu. Ketika itu, Teguh bersama sekira 5 mahasiswa lainnya sedang mengantre untuk naik lift. Begitu pintu lift nomor 2 terbuka, mereka pun masuk secara bersama-sama.
Entah bagaimana kejadiannya, ternyata di dalam lift ada dosen, NR, yang merasa tubuhnya ikut terdorong oleh para mahasiswa yang masuk dalam lift. Dengan sedikit emosi, NR melampiaskan kekesalannya pada Teguh, seraya menanyakan status kemahasiswaannya.
Singkat kata, begitu Lift tiba di lantai 6, dosen berinisial NR lantas memaksa Teguh masuk ke salah satu ruangan Prodi Informatika. Lalu terjadilah penganiayaan itu, disaksikan beberapa orang dosen di dalam ruangan, serta mahasiswa lainnya di luar ruangan.
“Saya enggak tahu salah saya apa. Mungkin dosen itu nganggap saya yang mendorong-dorong saat masuk lift, tapi saya enggak merasa. Namanya kita semua yang antre di situ buru-buru mau ke lantai atas. Di ruangan itu, saya minta maaf berkali-kali karena saya mahasiswa baru, jadi belum pernah sampai mengalami hal begini, sampai ditampar segala,” imbuh Teguh.
Awalnya, Teguh merasa tertekan untuk mengatakan bahwa dia tak bersalah. Beberapa dosen yang memanggilnya setelah kejadian itu, cenderung menyudutkannya tanpa menilai secara objektif.
Sementara menanggapi itu, Rektor Unpam, Dayat Hidayat, mengatakan, antara korban dan dosen yang bersangkutan telah dipertemukan, hingga berakhir saling memaafkan. Dosen NR pun telah diberi teguran atas apa yang di lakukannya terhadap Teguh.
“Tentu karakter dosen itu kan berbeda-beda, ada yang halus, ada yang agamis, ada yang tegas, dan itu tidak bisa kita pungkiri. Tetapi sebagai institusi pendidikan, maka harus bersifat mendidik kepada anak. Sudah kita tegur dosennya,” jelas Dayat saat dikonfirmasi terpisah. (**)