Putraindonews.com, Jakarta – Tidak dalam hitungan lama, kekayaan salah satu orang terkaya Indonesia Prajogo Pangestu anjlok drastis usai portofolio saham miliknya ambruk secara bersamaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan sesi pertama, Senin (27/10).
Total kerugian yang diderita akibat saham anjlok tersebut diperkirakan mencapai Rp 126 triliun hanya dalam beberapa jam perdagangan bursa.
Sebanyak 6 saham milik Prajogo kompak dibuka di zona merah, dengan tiga di antaranya sempat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) yakni Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Daya Investasi (CDIA) dan Petrosea (PTRO). Lalu ada dua emiten Prajogo lainnya yang nyaris menyentuh ARB yakni Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) dan Barito Pacific (BRPT), sedangkan saham Chandra Asri Pacific (TPIA) tercatat menjadi saham Prajogo palong resilen atau hanya turun kurang dari 1% hari ini.
Ambruknya saham-saham milik Prajogo membuat IHSG sempat anjlok lebih dari 3% dan turun ke level bawah 8.000, bahkan dari titik tertinggi ke terendah perdagangan intraday IHSG sempat berayun nyaris 5%.
Secara spesifik Prajogo memiliki kepemilikan langsung 71,36% di BRPT dengan kerugian pada perdagangan sesi pertama yang ditanggung Prajogo mencapai Rp 30 triliun.
Kemudian di TPIA Prajogo memiliki 5,06% saham secara langsung dan 34,63% lewat BRPT dengan total kerugian perdagangan hari ini mencapai Rp 1,29 triliun. Lalu ada CUAN yang 84,97% dimiliki langsung oleh Prajogo dengan nilai total kerugian senilai Rp 20 triliun.
Kemudian ada CDIA dan PTRO dengan kerugian yang dirasakan Prajogo masing-masing senilai Rp 2,57 triliun dan Rp 2,89 triliun.
Terakhir ada BREN yang 64,66% sahamnya dimiliki lewat BRPT, dengan kerugian paling jumbo yakni mencapai Rp 69,44 triliun.
Dengan demikian, secara keseluruhan, kerugian Prajogo dalam beberapa jam perdagangan hari ini mencapai Rp 126 triliun. Secara lebih luas, lima saham milik Prajogo membuat kapitalisasi pasar Bursa lenyap Rp 243 triliun dalam hitungan menit. Red/HS