Putraindonews.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto resmi menyandang gelar Doktor dari Program Studi Kajian Stratejik dan Global, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) pada Jumat (18/10).
Hasto menjalani Sidang Promosi Doktor di Balai Sidang UI dengan mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan, serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai, Studi pada PDI Perjuangan”.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang menjadi salah satu tokoh penting dalam kajian tersebut.
Penelitian Hasto menyoroti bagaimana kepemimpinan strategis, ideologi, dan pelembagaan berperan dalam memperkuat ketahanan partai politik, khususnya dalam konteks demokrasi Indonesia.
“Di tengah era political industrial complex, partai politik cenderung mengutamakan fungsi elektoralnya. Diperlukan pandangan baru yang menekankan pentingnya pelembagaan, agar partai dapat beradaptasi, tumbuh, dan bertahan dalam menghadapi dinamika politik internal maupun eksternal,” ujar Hasto.
Dalam penelitiannya, Hasto menggunakan pendekatan mixed method multi-phase, yang mencakup critical discourse analysis, fenomenologi, dan survei.
Penelitiannya melibatkan lebih dari 3.400 responden untuk memahami keterkaitan antara kepemimpinan strategis, ideologi, dan pelembagaan partai dengan ketahanan politik. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga aspek tersebut berperan penting dalam menjaga ketahanan PDIP.
Hasto juga mengungkapkan bahwa PDIP berhasil membangun ketahanan partai berkat kepemimpinan strategis politik yang dikonstruksikan Megawati Soekarnoputri, melalui “Megawati Seven Principle of Political Strategic Leadership”.
Prinsip tersebut meliputi Critical-Denk Methode, Visioner, Direction, Core Values, Biopolitics, Alignment, dan Commitment.
“Prinsip-prinsip ini membantu PDIP dalam mengambil keputusan yang sistematis dan terukur. Setiap keputusan yang diambil tidak hanya memperjelas prioritas, tetapi juga mengarahkan sumber daya partai menuju tujuan jangka panjang,” kata Hasto.
Selain kepemimpinan, ideologi Pancasila juga memainkan peran sentral dalam menjaga soliditas partai. Menurut Hasto, Pancasila merupakan “core element” bagi PDIP, yang menjiwai seluruh gerakan politik partai.
“PDI Perjuangan mengalami masa oposisi di dua periode berbeda, sebelum Pemilu 1999 dan pada 2004–2014. Di tengah tekanan, internalisasi ideologi Pancasila menjadi kunci ketahanan partai. Kader partai tetap loyal, memiliki sense of belonging, dan berkomitmen pada nilai-nilai yang diusung partai,” ujarnya menegaskan.
Dalam sidang tersebut, Hasto juga menekankan pentingnya pelembagaan partai untuk menghadapi tantangan politik di masa depan. PDIP telah menjalankan modernisasi pelembagaan dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan informasi publik, guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses politik.
Menurut Hasto, kombinasi antara kepemimpinan strategis, ideologi yang kokoh, dan pelembagaan yang kuat, membuat PDIP mampu bertahan di tengah dinamika politik nasional.
“Konsepsi ketahanan PDI Perjuangan adalah ketahanan partai modern yang lentur dan mampu beradaptasi dengan proses pelembagaan partai serta internalisasi ideologi. Dengan kombinasi ini, PDIP mampu bertransformasi menjadi partai yang kuat dan berperan sebagai pelopor demokrasi,” katanya.
Hasto lulus cumlaude pada sidang yang diketuai oleh Athor Subroto Ph D, Direktur SKSG UI. Sidang promosi tersebut dihadiri oleh para pejabat tinggi, akademisi, dan tokoh masyarakat. Red/HS