Indonesia Dorong Jepang Buka Akses Pasar bagi Produk UMKM ASEAN

PUTRAINDONEWS.COM

Tokyo | 21 Maret 2019. Pemerintah Jepang melalui ASEAN-Japan Centre kiranya dapat mendukung akses pasar produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Negara Anggota ASEAN di Jepang. Hal tersebut disampaikan oleh Arlinda, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, sebagai Ketua Delegasi RI pada Pertemuan Tahunan ke-38 Council of the ASEAN-Japan Centre (AJC) tanggal 14-15 Maret 2019 di Tokyo, Jepang.

Pernyataan Indonesia tersebut mendapatkan dukungan dari Laos dan beberapa Negara Anggota ASEAN lainnya. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Laos menyampaikan pentingnya fasilitasi akses pasar dari Pemerintah Jepang bagi produk UMKM ASEAN agar dapat memasuki pasar Jepang. Sekretaris Jenderal AJC, Mr. Masataka Fujita, dalam tanggapannya menyampaikan kesiapan AJC untuk memfasilitasi serta mengembangkan produk UMKM dari Negara Anggota ASEAN.

BACA JUGA :   Soal Pencatatan Nama Minimal Dua Kata, Berikut Penjelasan Dirjen Dukcapil

Pada tahun 2018, produk UMKM Indonesia (Sepeda Bambu dari CV. Pirani Works) terpilih untuk berkompetisi dengan 22 produk terbaik se-ASEAN dalam Good Design Award 2018. Melalui seleksi yang sangat ketat, produk Indonesia akhirnya berhasil memenangkan hadiah Gold Award dari Economic Minister Award of the Ministry of Economy Trade and Industry dari Pemerintah Jepang. Event tersebut dilaksanakan oleh AJC bekerja sama dengan ASEAN.

Pertemuan ke-38 AJC juga menyoroti perlunya kerja sama ASEAN dan Jepang dalam hal “addressing the new challenges” yang dihadapi keduanya saat ini, seperti masalah kesehatan, perubahan iklim maupun masalah lingkungan. Tantangan-tantangan tersebut tentunya akan berdampak pada hubungan ekonomi ASEAN-Jepang karena bersinggungan dengan isu perdagangan, investasi maupun pariwisata.

BACA JUGA :   Minta Bantu UMKM, Presiden Jokowi: Jangan Sampai Produk ‘Online’ Dikuasai Luar Negeri

Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini AJC telah melakukan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat lebih efektif, efisien, relevan dan mampu menjawab tantangan-tantangan baru dalam hubungan kerja sama ASEAN-Jepang kedepannya.

Dalam kerangka kerja sama kemitraan ASEAN-Jepang, AJC dibentuk pada tahun 1981 serta memiliki peran yang strategis untuk membantu dan mendorong upaya peningkatan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata ASEAN-Jepang, terlebih khusus dalam mencapai Visi ASEAN 2025.

Pertemuan ke-38 AJC merupakan Pertemuan Tahunan yang menjadi mekanisme dialog Council Director (perwakilan dari Kementerian Perdagangan/Kementerian Luar Negeri/Kementerian Perekonomian) ASEAN dan Jepang. Untuk tahun 2019, Malaysia terpilih menjadi Chairperson AJC yang baru dengan Vice-Chairpersons dari Myanmar dan Jepang serta Sekretaris Jenderal AJC bertugas sebagai Rapporteur. (**)

​

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!