Inovasi Eko-Skul SD Negeri Parinring, Makassar, Sesuai Karakter Gotong Royong

Putraindonews.com, Sulsel – SD Negeri Parinring, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, sejak dua tahun terakhir mengembangkan program inovasi Eko-Skul. Eko-Skul merupakan akronim dari ekosistem sekolah kelola daur ulang.

Andi Etty Cahyani, S.Pd, Plh Kepala UPT FPS SD Negeri Parinring menyampaikan, inovasi ini merupakan sebuah model sinergitas dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan di sekolah. Mereka berkolaborasi dalam pengelolaan daur ulang sampah, terutama sampah plastik.

“Kami terdorong mengembangkan program Eko-Skul karena prihatin atas jumlah sampah plastik yang terus saja dihasilkan,” papar Andi Etty Cahyani, Jumat, 16 Agustus 2024.

Data dari berbagai sumber menyebutkan, di Indonesia jumlah sampah yang dihasilkan mencapai 64 juta ton/tahun. Indonesia ini bahkan disebut-sebut masuk urutan kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia, pada tahun 2019.

Di Makassar, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, mencatat, volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Antang, mencapai 750 sampai 900 ton per harinya. Sekitar 12 persen dari total produksi sampah itu merupakan sampah plastik.

BACA JUGA :   Door To Door Serahkan Sertipikat, Menteri Hadi Tjahjanto Pastikan PTSL Tidak Ada Pungli

“SD Negeri Parinring hendak berkontribusi dalam kampanye pengurangan sampah plastik, dengan tindakan nyata melalui program inovasi Eko-Skul,” tambah Andi Etty Cahyani.

Keprihatinan inovator Eko-Skul itu lebih didorong oleh letak sekolahnya, yang tak jauh dari TPAS Antang. Juga karena Visi SD Negeri Parinring adalah “Mewujudkan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertakwa berkarakter, dan berprestasi serta berwawasan lingkungan.”

Dikatakan, pihaknya juga berkomitmen mewujudkan kebijakan Pemerintah Kota Makassar, terutama terkait “18 Revolusi Pendidikan”, di antaranya semua sekolah harus Adiwiyata dan satu sekolah satu super inovasi.

Proses penjaringan ide program Eko-Skul, tambahnya, diawali dengan kegiatan sosialisasi kepada warga sekolah. Lalu dirumuskan sebuah konsep inovasi sebagai cara mengedukasi dan kegiatan literasi pengelolaan sampah.

Setelah tim terbentuk dan dibuatkan SK, tim Eko-Skul lantas melakukan sejumlah kegiatan. Tahapannya dimulai dari upaya mengurangi sampah, menggunakan kembali barang bekas yang bisa dimanfaatkan, membuat produk kreatif berbahan daur ulang, dan melakukan pemisahan sampah organik dan sampah anorganik.

BACA JUGA :   Jelang Lebaran, Komisaris dan Direksi Pertamina Tinjau Kesiapan Operasional Kilang Plaju

Nur Qalbi, S.Pd, wali kelas 6A dan Marhana, S.Pd, wali kelas 6B, memperlihatkan karya daur ulang di kelasnya. Ada yang merupakan prakarya, media pembelajaran, maupun dekorasi pojok baca.

Manfaat program ini, kata Andi Etty Cahyani, ada beberapa, antara lain dapat menjadi usaha ekonomi kreatif untuk menambah penghasilan keluarga. Dengan pelibatan ibu-ibu dari orang tua peserta didik, berarti program ini akan berdampak pula pada pemberdayaan perempuan.

Manfaat terhadap peserta didik, dapat membantu penguatan pendidikan karakter dan profil Pelajar Pancasila, sedangkan terhadap guru, bisa untuk pembelajaran tematik atau pelajaran IPA/IPS,

“Kami sangat merasakan dampak dari penerapan program Eko-Skul ini. Karena lingkungan sekolah menjadi lebih bersih, indah dan sehat,” terang Andi Etty Cahyani.

Manfaat lainnya, yakni terbangun kerjasama antar warga sekolah sesuai dengan budaya dan karakter gotong-royong masyarakat Indonesia. Atas dasar itu, sekolah yang berada di Kelurahan Tamangapa itu, akan mengembangkan inovasi PILAJARA, akronim dari implementasI pembelajaran aktif kreatif menyenangkan. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!