Putraindonews.com,Jakarta – Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) menyampaikan maksud di balik hadirnya program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Disebukan bahwa hal itu merupakan bagian dari langkah tepat menjadikan pendidikan inklusif untuk membantu masyarakat lepas dari lingkaran kemiskinan.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Ujang Komarudin dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (12/3), menyebut bahwa program ini tepat untuk menjadi salah satu keputusan strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Seperti yang berulang kali disampaikan Presiden, Sekolah Rakyat akan membuka akses seluas-luasnya untuk anak-anak keluarga miskin, agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak,” ujar Ujang.
Berdasarkan laporan BPS terkait Indikator Kesejahteraan Rakyat 2024, angka putus sekolah tahun ajaran 2023/2024 tercatat mengalami peningkatan di seluruh jenjang. Lalu, sebanyak 74,51 persen kepala rumah tangga miskin ekstrem berpendidikan SD ke bawah.
Berikutnya, data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Januari 2025 mencatat sekitar 730.703 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dinyatakan lulus tapi tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Ujang, data di atas adalah beberapa acuan yang menjelaskan bahwa kemiskinan memiliki keterkaitan dengan rendahnya pendidikan dan menunjukkan juga bahwa kemiskinan dapat berdampak secara multidimensional.
Mulai dari rendahnya pendidikan akhirnya berpengaruh pada kondisi kesehatan, tak sedikit anak-anak mudah terjerumus ke dalam dunia kriminalitas bahkan akhirnya memicu konflik sosial lainnya.
Dengan demikian dibutuhkan dukungan bagi masyarakat agar anak-anak yang berada dalam kondisi kemiskinan itu dapat memiliki akses ke layanan pendidikan secara inklusif seperti Sekolah Rakyat sehingga nantinya bisa mendapatkan edukasi untuk membantu keluar dari lingkaran kemiskinan. Red/HS