PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA | Putaran ke lima Selasa lalu (29/09) sebagai sesi terakhir dari Pelatihan Jurnalistik yang diadakan Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki) menghadirkan pembicara Dr. Antonius Natan (Salah satu Penasihat Perwamki).
Pria yang juga pengurus dan dosen STT LETS Jakarta dan Sekretaris Umum PGLII DKI Jakarta ini berbicara tentang perencanaan hidup, karakter dan pentingnya kompetensi dalam meraih impian hidup.
Di sesi ini, Antonius Natan mengajak para peserta pelatihan dan jurnalis di Perwamki agar memperhatikan pentingnya membangun karakter dan kompetensi untuk meraih kehidupan yang bermakna dan indah di masa depan.
Usai Antonius Natan bicara, tim narasumber, seperti Drs. Paul Maku Goru, M.M. (Pemred kitakatolik.com dan eks Pemred Tabloid Reformata), Jonro I. Munthe, S. Sos (Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah Narwastu dan Narwastu.id) dan Emanuel Dapa Loka (Pemred tempusdei.id) memberi tanggapan dengan membedah tulisan yang dibuat peserta diskusi sekaligus memperbaikinya.
Secara keseluruhan, pelatihan jurnalistik tingkat dasar ini berlangsung selama 5 minggu, setiap Selasa malam selama 90 menit. Materi yang diajarkan antara lain : Cara Menulis Berita, Syarat Menjadi Wartawan, Teknik Penulisan Feature, Bahasa Jurnalistik, dan Pembinaan Karakter. Narasumber tamu dihadirkan Heru Margianto dari Kompas.com
Pelatihan Jurnalistik lewat aplikasi Zoom ini dimoderatori Roy Agusta (Chronosdaily.com). Diawali dengan doa oleh salah satu peserta, yaitu Mayjen TNI (Purn.) Drs. Jan Pieter Ate (Cendekiawan TNI) dan ditutup pula dengan doa oleh Pdt. Alex Papay Sarnieum (Gembala gereja di Belanda).
Pelatihan diikuti peserta dari NTT, Yogyakarta, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan dan Papua, dan perwakilan mahasiswa beragama Hindu dari Universitas Mahendradatta-Bali. Menurut Roy Agusta, “Kami tidak mengajarkan pengetahuan agama disini, tapi murni tentang jurnalistik yang berlaku universal. Jadi terbuka untuk semua agama.”
Panitia Pelatihan Emanuel Dapa Loka dan Roy Agusta mengatakan, meskipun program pelatihan ini telah berakhir namun group WA bagi peserta tetap ada dan dipakai sebagai sarana pendampingan untuk berkonsultasi tentang dasar-dasar jurnalistik dan tulis menulis.
Bahkan, media-media yang tergabung di Perwamki, baik media cetak dan daring siap menjadi tempat magang peserta untuk mengasah kemampuannya di bidang jurnalistik. “Jadi kerjasama tak berhenti di sini. Kita akan terus memberikan pengarahan dan pendampingan.
Rekan-rekan senior di Perwamki akan terus memonitor dan memberi pengarahan terkait materi pelatihan jurnalistik yang sudah diberikan,” ujar Antonius Natan, yang sejak awal berkontribusi besar hingga terwujudnya pelatihan ini.
Mayjen TNI (Purn.) Drs. Jan Pieter Ate menilai acara yang diadakan Perwamki cukup luar biasa. “Kebiasaan menulis itu mesti dimulai dari kanak-kanak, dan menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Menulis itu juga perjuangan, dan tak mudah dilakukan. Saya ikut acara ini, seperti kuliah juga, dan saya catat poin-poin penting hingga tiga halaman. Pembahasan Antonius Natan pun disebutkan “ini luar biasa,” ujar dosen di Universitas Pertahanan, Jakarta, asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rektor STT Jaffray Jakarta, Pdt. Dr. Nasokhili Giawa mengaku mendapat pencerahan dari pelatihan jurnalistik Perwamki ini. Sebagian besar peserta berharap pelatihan jurnalistik ini tidak terhenti sampai disini.
Bahkan enam peserta mengaku siap untuk menjalin kerja sama dengan Perwamki untuk mengadakan pelatihanh jurnalistik.
Eman Dapa Loka menyebutkan, bahwa tim yang ada sedang membahas dan menentukan waktu yang tepat untuk mengadakan pelatihan jurnalistik bagi warga gereja di Indonesia Timur dan komunitas Kristen yang tersebar di beberapa negara, “Kalau sedang revisi materi, kalau sudah selesai akan dibuka pendaftaran peserta baru.†RED/BEN