PUTRAINDONEWS.COM
MEDAN – SUMUT | Tim Simpatisan Kecil Peduli Corona datang dari negara Indonesia di karenakan merasa terpanggil hatinya akan ingin mendaftar sebagai tenaga sukarelawan di China, untuk membantu Pemerintah Provinsi Hubei mengatasi wabah virus corona.
Sebagai dokter saya berkeinginan membantu China yang begitu banyak korban dan ingin beri sumbangsih mewakili Negara Republik Indonesia dalam rangka sebagai tim relawan. Sebagai seorang dokter pasti mempunyai rasa ingin membantu sesama manusia. Sebagai rakyat Indonesia kita pasti ingin berkontribusi kepada tanah air kita dan menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia peduli terhadap virus novel Corona.
“Saya seorang dokter. Saya bisa berbicara bahasa Mandarin, dan Inggris. Saya bisa membantu merawat pasien, memberikan informasi, dan melakukan apa saja,” kata dr.Sony Sifran, warga negara Indonesia, yang tinggal di Kota Medan Sumut ini, Kamis (27/2/2020).
Katanya lebih lanjut berawal datang dari ide cemerlang dari seorang ilmuwan muda asal indonesia pernah meraih Juara Sains Technology di china berdiskusi di salah satu cafe Koki Sunda di Carrefur Lt.1 Medan Plaza Fair Kota Medan bersama mahasiswa di China pada Kamis 27 Februari 2020.
Lanjut dr.Sony Sifran kami tim kecil simpatisan mendengar info saat wuhan masih daerahnya masih di isolasi nanti di pikirkan masuk di wilayah seperti shanghai, bejing, guangzhu, sen zen, hongkong, macau dan lainnya yang daerah yang belum di isolasi.
Kata dr.Sony ini bermula ide bagus dari Muhammad Ja’far Hasibuan Seorang Ilmuwan Asal Indonesia alasan kemanusiaan.
Seiring dengan berkembangnya mengenai korban yang meninggal dunia di China akibat virus corona, pemerintah Indonesia juga meningkatkan upaya pencegahan, termasuk memastikan berjalannya proses pendeteksian virus yang memadai.
Tahap selanjutnya adalah jika hasil laboratorium membuktikan seseorang terinfeksi virus corona, maka ia akan di anggap “probable” , atau kemungkinan terinfeksi. Hal ini karena belum sampai terdeteksi secara khusus perihal virus corona.
Saat dikonfirmasi awak media melalui telphone selulernya, Ja’far memaparkan, Muhammad Ja’far Hasibuan Penemu Biofar Shrimp dapat penghargaan dunia pada Pameran Teknologi Internasional China, Shanghai dan selanjutnya disebut CSITF, disetujui oleh dewan Negara yang diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Sains dan Teknologi, Kantor Kekayaan Intelektual Negara dan Pemerintah Kota Shanghai.
Kegiatan ini didukung juga oleh lembaga PBB seperti UNIDO, UNDP dan WIPO, dan diselenggarakan oleh Kamar Dagang China untuk Impor dan Ekspor Mesin dan Produk Elektronik, Pusat Pertukaran Teknologi Internasional Shanghai dan Donghao Lansheng (Group) Co, Ltd, adalah profesional tingkat nasional khusus untuk perdagangan teknologi internasional.
Sekedar informasi, acara kegiatan CSITF ke-7 telah berlangsung pada 15-29 April 2019 di Shanghai World Expo Exhibition & Convention Center di Shanghai China beberapa bulan lalu.
Akhirnya impiannya pun terwujud hingga mengharumkan bangsa Indonesia dengan membawa pulang medali emas dan WIIPA Special Award.
Hal itu dikatakan ilmuwan muda dunia penemu Biofar Shrimp bagi manusia dan hewan luar dan dalam melalui pesan, Kamis (27/02/2020).
Kegiatan CSITF tersebut merupakan bagian dari kegiatan ke-7 China Shanghai International Technology Fair yang didukung oleh United National Industrial Development Organization, United Nations Development Program dan Work Invention Intellectual Property Associations (WIIPA).
Selama di China ia diseleksi cukup ketat dari CSITF dan WIIPA dan kompetisi yang diikutinya dengan tema “Biofar Shirmp Skin Careâ€. Inovasi ini merupakan penemuan di bidang kesehatan yang teruji mengubah dari bahan alami menjadi obat kulit luar dan dalam pada manusia dan hewan.
Salah satu satu mahasiswa dari China Fahmi Bahtiar, asal dari kota Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini saya adalah seorang mahasiswa S2 di kota Sozhou, China. Saya sudah kembali ke Indonesia sejak bulan Desember, itu artinya sebelum virus Corona melanda China, khususnya di kota Wuhan. Menurut informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber yang ada di China, dan juga dari komunikasi langsung dengan orang yang berada di China bahwa kondisi saat ini di sana cukup memprihatinkan. Atas dasar itulah, saya terketuk hatinya dan berniat untuk bisa ikut membantu masyarakat China agar bisa segera bangkit dari keadaan ini.
Sebagai informasi awal memang saat ini untuk akses ke kota Wuhan masih belum dibuka untuk umum, namun setidaknya aksi peduli kami Tim Simpatisan Kecil ini bisa kita upayakan di kota lain di China, seperti kota Shanghai, yang merupakan pusat ekonomi China saat ini. Salah satu wujud kegiatan yang sudah pernah dilakukan adalah bagi-bagi masker gratis, namun itu masih kurang signifikan manfaatnya. Untuk itu perlu adanya gerakan relawan khususnya dari Indonesia agar bisa memberikan manfaat yang lebih luas terhadap mereka yang Suspect Corona. Selanjutnya dukungan dari berbagai pihak sangat penting dalam aksi sosial ini mengingat lokasi di negara lain serta membutuhkan pintu gerbang dari pemerintah Indonesia dan China agar bisa menjalankan kegiatan ini.
Alasan kami masih kata Fahmi karena rasa Kemanusiaan, walaupun kita berbeda ideology dan agama dengan orang China, tapi rasa Kemanusiaan mengetuk hati kami untuk turut membantu. Rasa sedih dan prihatin kami rasakan terhadap China, apalagi saya adalah orang yang pernah makan-minum-tidur di China untuk menuntut ilmu di sana.
Lanjut Fahmi lagi manfaat yang bisa diambil diantaranya adalah meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan China, menumbuhkan rasa persaudaraan yang semakin Erat. Kami tim kecil simpatisan lebih ke pencegahan dan gotong royongan bukan penyembuhan jelasnya lewat pesannya itupun Jika mendapat mandat dan dukungan sponsor pemerintah atau donatur. (*)