***
Putraindonews.com – Malang | Permasalahan pendidikan di Indonesia telah menjadi isu klasik namun jarang diketahui akar masalahnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengungkapkan faktor ketersediaan guru menjadi salah satu akar permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Kurangnya ketersediaan guru saat ini, karena banyaknya guru yang akan pensiun,” ungkap Nunuk di sela pengukuhan 1.238 guru usai mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Gedung Teater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Selasa (14/3).
Berdasarkan data tahun 2022, kata dia, menunjukkan kekurangan guru di Indonesia mencapai 781 ribu. Untuk mengatasi kekosongan atau kekurangan guru tersebut dengan seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Nunuk juga menjelaskan tentang isu strategis pembangunan pendidikan nasional yang harus diselesaikan, terutama terkait layanan pendidikan yang belum merata dan kualitas pendidikan yang masih rendah. Menurut data, lanjutnya, ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan yang tidak memiliki SMA.
Sementara itu, katanya, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kompetensi guru yang masih rendah dengan sebaran yang belum merata, serta tidak tersedianya metode penilaian hasil belajar yang ajek.
“Ditambah lagi dengan daya saing perguruan tinggi Indonesia yang masih lemah berdasarkan publikasi, inovasi, dan juga sitasi,” tandasnya.
Oleh karena itu, Nunuk menilai Indonesia memerlukan transformasi baru terkait pendidikan, bukan hanya untuk calon guru saja, namun juga untuk membuka cara pandang para guru, sehingga bisa menjawab target Sustainable Development Goals (SDGs). Red/HS
***