Putraindonews.com – Jakarta | Menjadi wartawan profesional disyaratkan mengikuti Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang diadakan Dewan Pers. Begitupun dengan Pewarta Foto, juga mesti mengikuti uji kompetensi sebelum mendapat Sertifikasi Kompetensi Wartawan.
Perihal Uji Kompetensi Pewarta Foto Indonesia (UKPFI) ini, menjadi tema obrolan dua orang sahabat yang lama tidak bertemu, Muhammad Zairin Salampessy dan Rusdin Tompo, di lobby Hotel Aston, Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis, 13 Juli 2023.
Sebelum keduanya bertemu, Zairin Salampessy, yang akrab disapa Embong, mengirim pesan WhatsApp kepada Rusdin Tompo, bahwa ia akan ke Makassar dalam rangka UKPFI. Keduanya merupakan alumni SMA Negeri 2 Ambon, meski beda angkatan.
Tadinya, Rusdin Tompo yang dikenal sebagai penulis buku dan pegiat literasi itu, mengira Embong akan berangkat dari Ambon. Ternyata sahabat karibnya itu berangkat dari Jakarta.
Begitu ketemu, keduanya tak lagi ngobrol soal majalah dinding, aktivitas melukis dan puisi-puisi yang memang jadi hobi mereka, melainkan berbagi cerita seputar keluarga dan anak. Embong merupakan seorang pelukis, sketcher, aktivis perdamaian dan jurnalis senior. Di sela-sela itu, Rusdin bertanya, mengapa sahabatnya itu bisa jadi penguji.
“Kenapa kamu bisa dipilih jadi tim penguji kompetensi pewarta foto oleh Dewan Pers?”
Embong menjelaskan, dia termasuk salah satu penguji dari lembaga uji Pewarta Foto Indonesia (PFI). Namun sebelum jadi penguji dari PFI, dia terlebih dahulu mengikuti Training of Trainer (ToT) Calon Penguji Uji Kompetensi Pewarta Foto Indonesia (UKPFI), di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Jakarta, pada 20-21 September 2021.
Setelah itu, lanjut Embong, dia harus mengikuti 3 kali magang penguji, baru bisa menguji pewarta foto Indonesia, dengan fasilitasi dari Dewan Pers. Karena dia dan beberapa teman lain sudah menyelesaikan 3 kali magang, sehingga sudah bisa mulai menguji di UKPFI.
Founder Potretmaluku.id itu menambahkan, Pewarta Foto Indonesia (PFI) sendiri setelah melalui tahapan verifikasi administratif dan faktual, akhirnya secara resmi disahkan oleh Dewan Pers sebagai lembaga uji kompetensi di tahun 2022. PFI bergabung bersama 30 lembaga uji lain yang tersebar di seluruh Indonesia. PFI sudah bisa secara mandiri menyelenggarakan Uji Kompetensi Pewarta Foto Indonesia (UKPFI).
Tahun 2022 lalu, PFI sudah menggelar beberapa uji kompotensi. UKPFI di Makassar, diadakan pada 14-15 Juli 2023. Kegiatan ini merupakan kerja sama PFI Nasional dengan PFI Kota dan Dewan Pers. Selain dirinya, tim penguji lain adalah Moch Subechi Nurcahyo dari Jawa Pos Grup, sebagai ketua penguji. Juga hadir Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Dewan Pers, Syariful.
“Beberapa teman sudah menguji di tempat lain. Kali ini beta yang diberi kesempatan untuk menguji di UKPFI di Makassar,” paparnya dalam logat Melayu-Ambon, kepada Putraindonews, Minggu (16/7).
“Apa syarat untuk mengikuti ujian kompetensi pewarta foto?” cecar Rusdin.
Syaratnya, sebagaimana dicantumkan di flyer, yakni anggota PFI dan melengkapi seluruh dokumen. Kategorinya PFI ini, sama dengan wartawan tulis, mulai dari Muda, Madya dan Utama.
Kalau di wartawan tulis, jelas Embong, untuk jenjang Muda, salah satu tugas intinya adalah membuat berita atau straight news. Lalu, yang Madya bikin tulisan feature, Utama bikin Tajuk Rencana. Sedangkan di pewarta foto kategori Muda, harus bikin foto berita tunggal, Madya bikin foto cerita (rangkaian foto), dan level Utama melakukan analisis foto.
Untuk UKPFI ini, kata Embong, baru tahun kemarin diadakan, jadi yang terbanyak itu pesertanya mengikuti di level Muda. Dewan Pers mensyaratkan, setelah dinyatakan lulus kompeten di level Muda, setelah 3 tahun baru bisa ikut jenjang Madya. Lalu Madya ke Utama, butuh waktu 2 tahun.
“Dalam tahun ini, sampai akhir bulan Juli 2023, sudah ada 6 kali UKPFI. Sebelumnya di Surabaya, Jakarta, Solo, Banda Aceh, Makassar, lalu menyusul Bandung,” ungkapnya.
Materi UKPFI ini ada beberapa, antara lain, memahami Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Kode Etik PFI, rapat redaksi perencanaan, merencanakan/mengusulkan liputan foto berita, mengabadikan/mengidentifikasi liputan dadakan dan momentum menentukan (decisive moment), dan membangun jejaring.
Ada juga tentang membuat foto berita, pengeditan dasar foto berita, membuat keterangan foto berita, mengisi metadata, rubrikasi/kanal/program, dan pengarsipan foto, hingga rapat redaksi evaluasi foto berita.
Embong baru pertama kali bertugas sebagai penguji di UKPFI. Namun dari proses uji kompetensi yang dilakukan di Makassar, hasilnya dinilai positif. Katanya, prosesnya berjalan baik, karena seluruh peserta sudah lama menjadi pewarta foto, dan menguasai semua mata uji yang ada.
“Jadi semunya dinyatakan kompeten,” tambahnya.
Pewarta Foto yang mengikuti UKPFI di Makassar, antara lain Adwitya Budi Pramono (LKBN Antara), Hasrul Said (Disway Sulsel), dan Irwan Idris (IDN Times). Selain itu, Ismail Amin (Harian Radar Makassar), Muhammad Abdiwan Zulkifli (Tribun Timur), dan Iqbal Lubis (Pewarta Foto lepas).
Saat ditanya oleh Rusdin, “Apa saran bagi fotografer media yang juga mau mengikuti UKPFI ”
Embong mengatakan bahwa UKPFI ini merupakan upaya untuk menguatkan pengetahuan mengenai kemerdekaan pers dan kaidah-kaidah jurnalistik anggotanya. Jadi, semakin banyak diadakannya uji kompetensi wartawan atau pewarta foto, maka tentunya akan semakin meningkatkan profesionalitas wartawan dan perusahaan media yang bersangkutan. Red/HS