PUTRAINDONEWS.COM
TANGERANG SELATAN | Ketua DPR Bambang Soesatyo  meminta semua pihak mengoptimalkan fungsi kewirausahaan sebagai gerakan ekonomi rakyat. Sehingga akan meningkatkan rasio wirausaha Indonesia yang saat ini persentasenya masih sangat rendah.
“Secara persentase, jumlah wirausaha di negara kita hanya sekitar 3 persen. Kalah dari negara tetangga di ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang sudah di atas 4 persen,” ujar Bamsoet saat Pembukaan Rakernas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Tangerang, Rabu (7/3).
Rakernas HIPMI kali ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Hadir dalam acara tersebut antara lain, Sekretaris Kabinet Pramono  Anung, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Ketua DPD Oesman Sapta, Kemendikbud Hamid Muhammad serta Kapolri Tito Karnavian.
Bamsoet mengemukakan, banyak persoalan yang menyebabkan rendahnya angka wirausaha. Diantaranya, pola pikir masyarakat yang lebih mencari pekerjaan, rendahnya kapasitas SDM pelaku wirausaha, regulasi yang belum mampu mengatasi persoalan yang menghambat perkembangan dunia wirausaha serta kendala dalam mengakses modal.
“Permasalahan ini merupakan PR kita besama. Pihak pemerintah dan masyarakat, terutama pengusaha perlu duduk bersama untuk mencari solusi bagi permasalahan yang ada,” kata Bamsoet.
Politisi Partai Golkar ini menilai peran serta HIPMI yang mewadahi para pengusaha muda Indonesia, sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat dan kemampuan wirausaha masyarakat. HIPMI dinilai memiliki SDM yang kreatif, inovatif,  berintelektualitas tinggi serta berjiwa enterpreneur.Â
“HIPMI harus menjadi organisasi yang mampu menciptakan pengusaha-pengusaha muda tangguh yang dapat mensejahterakan rakyat. Kelak dengan adanya Undang-Undang tentang Kewirausahaan Nasional, diharapkan pertumbuhan dan perkembagan wirausaha akan semakin cepat dan mampu menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi,” imbuh Bamsoet.
Bamsoet menilai kelahiran RUU Kewirausahaan Nasional yang telah masuk Prolegnas DPR merupakan kunci strategis dalam menurunkan angka kemiskinan. Sekaligus menjawab tantangan perekonomian dunia yang didominasi sistem kapitalisme dan liberalisme.
“RUU Kewirausahaan Nasional akan menjadi penyeimbang antara kepentingan pasar yang berorientasi modal dengan kebutuhan sosial yang berspektif keadilan,” ujar Bamsoet. (**)