Ketua KPK H. Firli Bahuri ; Esensi Idul Adha Adalah Solusi Pemberantasan Korupsi di NKRI

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Hari ini, Selasa, 20 Juli 2021, segenap Umat Muslim dunia khususnya Indonesia, kembali merayakan Hari Raya Idul Adha 1442 H, Hari Raya Kurban yang tidak dapat kita rayakan seperti biasanya karena masih mewabahnya pandemi Covid-19 di tanah air.

Meskipun demikian, kami yakin Umat Muslim tidak kehilangan semangat Idul Adha, Hari Raya Kurban, meski rangkaian ibadah hingga perayaan hari nan suci ini, hanya dapat dilakukan dari dalam rumah dengan cara sederhana ditengah masa pandemi Covid-19. Ujar ketua KPK H. Firli Bahuri

Firli menuturkan bahwa tidak sedikit hikmah serta nilai-nilai kehidupan yang dapat kita petik dari makna dan esensi Idul Adha, Hari Raya Kurban, salah satunya dari sejarah kisah Nabi Ibrahim AS dan Istrinya Siti Hajar dan buah hati mereka, Ismail AS, satu diantara kisah 25 Nabi yang biasa kami dengar sebagai dongeng penghantar tidur semasa kecil, oleh almarhum ayah dan ibu.

Kemudian, kisah keluarga Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail yang menjadi asal muasal ibadah Haji, Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban, banyak memberikan tauladan baik bagi kehidupan umat manusia tentang arti dan makna sebuah pengorbanan, kepatuhan, ke-ikhlasan serta keberanian luar biasa dan tekad kuat untuk menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagai wujud kecintaan utuh kepada Allah SWT.

Tidak berlebihan jika kami menilai esensi, makna serta nilai-nilai kehidupan dari tauladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim, adalah solusi dari permasalahan besar bangsa kita, yaitu laten korupsi serta  perilaku koruptif yang masih berurat akar di republik ini. Ujarnya.

BACA JUGA :   Pemkot Prabumulih Terima Penghargaan Proklim Dari Kementerian LHK RI

Bahwa negeri ini butuh anak-anak bangsa yang memiliki keberanian luar biasa layaknya seorang Ismail, kerelaan dan keikhlasan sejatinya Siti Hajar, keteguhan segenap hati serta jiwa ayah bernama Ibrahim, dalam perang badar melawan korupsi yang telah menggurita di negeri ini, terang ketua KPK.

Perlu di ingat, bukannya menyerah atau larut dalam bisik dan bujuk rayu setan yang terkutuk, Nabi Ibrahim se-keluarga melempari penghuni kekal neraka (setan) ini dengan batu, yang kita ketahui sebagai kegiatan jumrah dalam salah satu adab pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Makkah Al Mukaramah.

Bercermin dari keluarga Nabi Ibrahim dan Idul Adha, Hari Kurban, hal ini seyogianya kita jadikan momentum untuk melempar jauh perilaku koruptif, menyembelih sifat serta tabiat tamak layaknya seekor binatang yang sejatinya ada namun terpendam dalam diri setiap manusia.

Tabiat tamak manusia pada hakikatnya adalah wujud nyata ketidakmampuan kita mengontrol dan mengendalikan hasrat serta hawa nafsu sehingga menjadi rakus layaknya se-ekor tikus, tidak pernah puas, selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimiliki.

Dalam perspektif sejarah Islam, sebuah riwayat hadis bahkan menyebut bahwa Baginda Rasulullah Muhammad SAW enggan menyalati jenazah seseorang yang melakukan penggelapan harta, Naudzubillah Min Dzalik.

BACA JUGA :   SATU WARGA MENINGGAL, Pasca Banjir dan Longsor Landa Tiga Kabupaten di Sulsel

Alasan Nabi Muhammad SAW enggan menshalati jenazah tentara tersebut adalah almarhum telah menggelapkan harta yang bukan menjadi haknya. Meskipun demikian, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menshalati jenazah almarhum sebelum dikebumikan.

Ibnu Abdil Barr dalam al-Tamhid menyatakan bahwa terdapat tujuan dalam kebijakan yang diambil oleh Rasulullah, yaitu memberi hukum jera bagi orang-orang yang masih hidup agar tidak melakukan perbuatan serupa dan bagi mereka yang masih melakukan untuk segera menyudahinya.

Setelah ditelusuri, ternyata sahabat yang gugur tersebut masih menyimpan manik-manik hasil rampasan perang yang belum dibagikan, yang nilainya sekitar dua dirham.

“Hanya karena menggelapkan ghanimah senilai dua dirham, Nabi SAW menunjukkan ekspresi kebencian yang terang. Bagaimana dengan yang korupsi lebih besar dari itu”? Ungkap Firli.

Dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, khususnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW, esensi dan makna Idul Adha serta menjaga Akhlakqul Karimah ANTIKORUPSI.

Mari kita rayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban dengan sederhana, beribadah bersama keluarga dirumah saja dan tetap meriahkan lebaran dengan bersilaturahmi ke sanak famili, keluarga, teman, sahabat melalui tatap muka langsung via online, dan senantiasa berdoa memohon kehadirat Allah SWT dalam perang badar bangsa ini melawan korupsi di NKRI, tutup ketua KPK H. Firli Bahuri. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!