Putraindonews.com, Blitar – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengunjungi Pasar Legi di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jawa Timur. Kunjungan ini dilakukan usai menerima keluhan dari para pedagang khususnya yang berada di lantai 2.
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar Yohan Tri Waluyo mengatakan, dalam audiensi tersebut para pedagang mengeluh bahwa sejak 2016 lalu kondisi pasar sangat sepi pembeli. Kondisi ini yang membuat Komisi II DPRD Kota Blitar bersama dinas terkait bergerak untuk menemui para pedagang.
“Kita semua tahu mulai di 2016 sampai hari ini kurang lebih 8 tahun Pasar Legi ini bisa terbilang sangat, sangat sepi, apalagi di lantai 2. Insyaallah dengan kita datang ke sini bersama dinas dan tadi juga kita kumpul juga bersama beberapa pedagang untuk audiensi,” kata Yohan Tri Waluyo kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).
Yohan Tri Waluyo mengungkap, saat pertemuan tersebut para pedagang banyak yang memberi masukan dan usulan kepada Komisi II DPRD Kota Blitar dan Disperindag terkait masalah ini. Yohan menuturkan, pihaknya juga memberikan solusi demi mengatasi persoalan ini.
“Kita menerima beberapa usulan, beberapa masukan yang intinya nanti ke depannya Pasar Legi itu bisa benar-benar ramai dan semoga bisa mencapai titik puncak jaya seperti yang tahun-tahun lalu,” ungkapnya.
Dia menyebut, satu di antara usulan tersebut adalah terkait maraknya aktivitas jual beli online saat ini. Yohan pun mengakui bahwa ramainya aktivitas jual beli online itu membuat para pedagang di pasar tradisional ini menjadi sepi.
“Ada beberapa usulan terkait bagaimana nanti di Pasar Legi ini bisa ramai. Tadi pertama diusulkan, terkait sekarang ini dengan maraknya, ramainya jualan online teman-teman ini mau tidak mau memang ya kalah,” tuturnya.
Karena itu, Yohan mengatakan, pihaknya telah memberi solusi kepada para pedagang bahwa nantinya di area depan pasar akan ada dari komunitas Gen Z atau kawula muda yang akan memberikan pengarahan kepada para pedagang untuk berjualan secara online. Hal itu diharapkan agar para pedagang di pasar juga bisa bersaing dan menjual produknya secara online.
“Dan tadi juga sudah kita sampaikan, nanti Insyaallah di bagian depan nanti ada teman-teman dari Gen Z atau kawula muda yang akan memberikan pengarahan tentang mengajari teman-teman pedagang ini berjualan secara online,” imbuhnya.
Lalu, dikatakan Yohan, nanti ke depannya akan ada penambahan titik lokasi yang menarik di Pasar Legi guna menarik minat para pengunjung yang datang. Apalagi beberapa bulan ke depan, masyarakat muslim akan menyambut bulan suci ramadhan.
“Yang kedua usulannya untuk mendekati ramadhan, puasa ini, bagaimana caranya untuk pasar ini diminati untuk pengunjung, nah terutama di kalangan anak muda. Tadi disampaikan nanti di Pasar Legi akan diberi spot yang dulunya menarik dari teman-teman kawula muda untuk berkunjung ke sini,” bebernya.
Titik lokasi menarik yang dimaksud Yohan adalah sebuah spot yang dapat memancing daya tarik masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Sebab, generasi muda saat ini sangat tertarik untuk mengunjungi area-area yang dianggap menarik dan unik.
“Meski pun awalnya mereka akan cuma selfie atau mengambil spot. Tetapi nanti kita harapkan dengan mereka datang ke sini akan juga tertarik untuk membeli dagangan dari teman-teman pedagang,” sambungnya.
Dia melanjutkan, akibat sepinya minat pengunjung dan pembeli yang sudah terjadi selama 8 tahun ini membuat para pedagang di Pasar Legi mengalami kerugian. Komisi II DPRD Kota Blitar pun memberikan solusi kepada para pedagang untuk mengambil pinjaman di bank Kota Blitar yang tanpa agunan.
“Terus tadi yang ketiga disampaikan juga terkait modal. Karena memang ya sudah 8 tahun tidak berjualan, mau tidak mau modal mereka habis. Kita tawarkan solusi di bank Kota Blitar. Banknya masyarakat ini kan disampaikan pakai hak guna, surat guna, ternyata bisa tanpa agunan. Kurang lebih kalau mungkin sekitar Rp 10 sampai 15 juta Insyallah bisa,” pungkasnya. Redaksi : Rey/Rif