Kondisi Ketinggian Air Surut Pascabanjir Bandang Deli Serdang

Putraindonews.com – Jakarta | Tinggi muka air terpantau surut pascabanjir bandang yang terjadi di Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, pada Minggu (30/4), pukul 15.00 WIB. Kondisi tersebut dilaporkan BPBD kabupaten setempat pada Senin dini hari (1/5), pukul 01.17 WIB.

Sebelumnya beredar luas di media sosial banjir bandang yang melanda kawasan Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang.

Pada tayangan itu, satu unit mobil berwarna putih tampak hanyut terbawa arus kuat banjir bandang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Deli Serdang menginformasikan kendaraan roda empat tersebut telah ditemukan.

BPBD setempat berencana untuk mengevakuasinya pada hari ini. Pascakejadian, berbagai personel dari unsur daerah dikerahkan untuk penanganan darurat.

Kejadian itu berdampak pada 2 KK atau 8 jiwa warga desa setempat. Mereka yang terdampak saat ini mengungsi ke tempat kerabat terdekat.

BACA JUGA :   Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024, Ajang Promosi Sportainment Berkelas Dunia

Hingga kini tidak ada laporan adanya korban jiwa atau pun luka-luka. Namun demikian, personel BPBD masih melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi terdampak.

Data sementara tercatat 2 rumah mengalami rusak berat dan 1 mobil warga hanyut.

Insiden ini bermula saat hujan dengan intensitas lebat terjadi sehingga debit air Sungai Betimus meluap hingga menyebabkan banjir bandang.

Prakiraan cuaca BMKG melansir adanya potensi hujan ringan hingga sedang pada hari ini (1/5), sedangkan esok hari (2/5) hujan ringan hingga hujan petir.

“Secara umum, wilayah Provinsi Sumatra Utara masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (1/5).

BACA JUGA :   Pemprov Babel Hanya Berdayakan Lahan, Bukan Berikan Izin Menambang di Parit Enam

Menyikapi kondisi tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, khususnya menghadapi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.

Warga di kawasan hilir dan berada di sekitaran sungai perlu mewaspadai hujan lebat yang terjadi di bagian hulu. Koordinasi antar wilayah dapat ditingkatkan dengan panduan dari BPBD setempat sehingga peringatan dini sederhana antar komunitas dapat berfungsi secara optimal.

“Selain mewaspadai bahaya banjir bandang, warga juga perlu mewaspadai potensi bencana tanah longsor,” ucapnya.

Badan Geologi merilis pada bulan April lalu, Kecamatan Sibolangit termasuk wilayah dengan memiliki potensi bahaya menengah hingga tinggi.

Sedangkan analisis inaRISK, sebanyak 9 kecamatan berpotensi tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi, termasuk wilayah Sibolangit. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!