***
Putraindonews.com – Jakarta | Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi pengisi khutbah Jumat di Masjid Istiqlal hari ini (28/1). Sebelum menuju ruangan utama masjid, Mahfud yang membawa para pejabat utama Kemenko Polhukam yang beragama Islam, mengadakan silaturrahmi lebih dulu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, di ruangan sekretariat Masjid.
Dalam khutbahnya yang berjudul ‘Menegakkan Keadilan Hukum sebagai Refleksi Amanah Keadilan Tuhan, Mahfud mengajak para jamaah untuk berlaku adil dan menegakkan keadilan hukum.
Mahfud mengatakan bahwa salah satu bentuk sikap dan prilaku taqwa adalah menegakkan keadilan hukum. Seruan agar kita berbuat adil ini penting karena berbuat adil itu harus sengaja diniatkan dan dilaksanakan oleh manusia dengan sikap dan tindakan, bukan dibiarkan mengalir sendiri.
“Hal ini penting diingat karena sampai sekarang masih ada yang mengatakan bahwa manusia tidak bisa berbuat adil karena keadilan itu hanya bisa dilakukan oleh Allah. Pernyataan tersebut jelas salah karena di dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi banyak perintah kepada manusia dan amanah untuk berbuat adil dan menegakkan keadilan.
Jadi menurut Islam menegakkan keadilan adalah salah satu tugas manusia untuk mewujudkan ketaqwaan kepada Allah,” ujar Mahfud dalam khutbahnya.
Mahfud memaparkan, jika mengacu kepada ajaran Islam adil itu seringkali dikaitkan dengan sikap dan perlakuan sama, seimbang, dan proporsional dalam berbagai lapangan kehidupan.
“Kalau dikaitkan dengan kehidupan berbangsa kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka dalam membuat dan melaksanakan hukum kita harus memasukkan dan mengimplementasikan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebersatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial,” ujarnya.
Usai shalat Jumat, Menko Polhukam ditemani Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berkeliling di area masjid sambil menelusuri Terowongan Silaturrahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
“Terowongan ini menjadi contoh hidup bertetanggaan antar satu tempat ibadah yang satu dengan yang lain. Terowingan ini menjadi ikon kebersamaan, nantinya dilengkapi dengan didalamnya kita bisa melihat sejarah toleransi Indonesia melalui terowongan kecil ini. Informasi bahwa Indonesia bisa menjadi contoh bahwa kita bisa hiidup berdampingan antara dua rumah ibadah.” ujar Nasaruddin Umar.
Bagi Mahfud, terowongan ini adalah lambang penting, simbol persatuan dan keberagaman masyarakat Indonesia.
“Alhamdulillah ini salah satu lambang penting untuk kita membangun kerukunan, kebersatuan dalam keberbedaan. Untuk jangka panjang, dakwah membangun Indonesia yang memiliki kebersatuan dalam keberagaman dan kebersamaan,” ujar Mahfud. Red/Ben
***