***
Putraindonews.com – Jakarta | Untuk mengurangi polusi warna yang terkandung dalam air industri batik cetak, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah merancang teknologi proses oksidasi lanjutan elektrokimia atau electrochemical advanced oxidation process.
“Pilihan teknologi yang efektif dan efisien menjadi salah satu problem yang dihadapi mereka selain kemampuan penyediaan, ongkos operasi dan kesadaran yang masih kurang,” ungkap Periset dari Pusat Riset Lingkungan dan Produksi Bersih BRIN, Aris, dalam keterangan di Jakarta, Senin (27/3).
Aris mengatakan, implementasi teknologi pengurangan limbah itu dilakukan selama tiga bulan untuk aktivitas dengan tahapan observasi lokasi, lay out penempatan reaktor, instalasi reaktor, uji coba dan evaluasi kinerja.
“IKM batik cetak hampir tidak ada yang memiliki unit pengolahan air limbah, sehingga potensi pencemaran zat warna terhadap lingkungan relatif besar,” katanya.
Implementasi teknologi itu dilakukan pada IKM Batik Cici yang berdomisili di Kelurahan Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Menurutnya, industri kecil menengah atau IKM cetak menghasilkan produk bermanfaat bagi masyarakat mulai dari menggerakkan roda ekonomi, menyerap tenaga kerja, dan menghasilkan produk kain untuk memenuhi kebutuhan sandang masyarakat.
Industri batik cetak banyak berlokasi di wilayah Solo Raya, seperti Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, dan Sragen.
Selain memberikan manfaat, namun usaha batik cetak juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan berupa pencemaran perairan. Sumber pencemaran yang berasal dari bahan kimia digunakan untuk proses pewarnaan kain, pengancingan, dan pencucian peralatan. Red/Hs
***