Putraindonews.com, Blitar – Sebuah prestasi membanggakan kembali di raih Pemerintah Kota Blitar raih penghargaan kategori Budaya dan Kependudukan melalui karya inovatif Batik Puspa Dahana pada ajang Inovasi Daerah dan Inovasi Teknologi Award (Inotek Award) tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak kepada Asisten Administrasi Pembangunan dan Umum, Sekretariat Daerah Kota Blitar, Kusno pada acara penganugerahan Inotek Award 2025 di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (13/11/25).

Batik Puspa Dahana merupakan hasil kreativitas Eka Sulistyana, pegiat Kampoeng Cyber Kota Blitar. Karya berjudul “Puspa Dahana: Inovasi Motif Batik untuk Pemajuan Kebudayaan dan Ekonomi Baru Kota Blitar” ini diajukan oleh Pemerintah Kota Blitar melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperinda) pada kompetisi Inotek Award 2025 Provinsi Jawa Timur.
“Inovasi ini pada dasarnya mendorong keterlibatan masyarakat, lembaga pendidikan, hingga pelaku usaha untuk ikut mengembangkan dan mensupport berbagai kegiatan kolaboratif yang kami jalankan,” jelas Eka.
Melalui penghargaan ini, Kota Blitar dinilai berhasil memadukan inovasi, kearifan lokal, dan pemberdayaan ekonomi kreatif melalui pengembangan motif batik khas daerah yang berakar pada nilai budaya setempat. Inovasi batik ini tidak hanya memperkaya khasanah kebudayaan daerah, tetapi mampu mendongkrak roda perekonomian daerah.
Inotek Award Provinsi Jawa Timur juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dalam lima kategori, yakni inovasi daerah, inovasi teknologi berbasis website/mobile apps, inovasi agribisnis dan energi terbarukan, inovasi sosial dan kependudukan, serta inovasi milenial.
Pemerintah Kota Blitar terus berkomitmen mendorong inovasi yang berpihak kepada masyarakat. Capaian ini menjadi motivasi bagi warga Kota Blitar untuk berkarya dan menciptakan inovasi yang berakar pada budaya lokal dan berdampak nyata bagi pembangunan daerah.
Batik Puspa Dahana adalah motif batik khas Kota Blitar yang memiliki filosofi mendalam, berasal dari kajian Candi Gedog dan folklor Joko Pangon. Motif ini menjadi salah satu identitas budaya Kota Blitar dan telah meraih penghargaan Inotek Award 2025. Penerapannya meluas pada produk pakaian tradisional seperti udeng dan busana lain, dengan motif-motifnya memiliki makna simbolis yang kaya.
Asal-usul dan pengembangan
Asal-usul: Motif ini merupakan hasil dari penelitian mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Program Wiradesa di Kelurahan Gedog.
Sumber inspirasi: Menggabungkan kajian akademis dari ekskavasi Situs Candi Gedog (termasuk fragmen siras cakra atau api) dan folklor Joko Pangon.
Nama: Diambil dari motif api (puspa dahana) yang menjadi dasar motifnya.
Filosofi dan makna motif
Api Sulut Lima: Melambangkan penyucian, nafsu, atau Pancasila.
Lung Patra dan Suluran: Simbol elemen tanaman yang menjadi unsur kelangsungan hidup manusia.
Damar Kambang, Ombak Banyu, dan Lambang Tanah: Menggambarkan roh manusia sebelum masuk raga, anasir air, dan bumi.
Woh Wutah (beras tumpah): Melambangkan kesejahteraan.
Sekar Tanjung: Melambangkan kesantunan dan kelembutan hati atau kesederhanaan.
Penerapan dan identitas
Identitas Kota Blitar: Menjadi salah satu batik khas Blitar bersama batik Koi dan batik Turi.
Produk turunan: Diterapkan pada produk seperti udeng (Udeng Joko Pangon), surjan, dan kebaya.
Pakaian tradisional: Diharapkan menjadi bagian dari pakaian tradisional identitas Kota Blitar Penghargaan dan pengakuan. (Adv)