Masalah Sampah Perlu Inovasi dan Konektivitas Antar Daerah

IMG-20180404-WA0020

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Permasalahan mengatasi dan mengelola sampah tak boleh diremehkan. Perlu inovasi, dan terobosan. Serta yang tak kalah penting, antar pemerintah daerah harus saling dukung. Diperlukan konektivitas antar daerah dalam pengelolaan sampah. Jika berjalan sendiri-sendi ri, masalah sampah akan jadi bom waktu, karena terkait dengan daya dukung lingkungan. Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, di Jakarta, Selasa, (3/4).

Menurut Tjahjo, dalam penanganan dan pengelolaan sampah, yang penting harus ada sinergi. Ia contohkan Jakarta yang lahan untuk pembuangan sampah akhirnya terbatas dan harus membangun di daerah lain, dalam hal ini di Bantar Gebang, Bekasi. Karena itu diperlukan sinergi dan konektivitas.

” Saya kira perlu ada sinergi. Termasuk kontribusi anggarannya juga. Makanya kalau sampah di Jakarta, saya kira harus ada sinergi dengan Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan. Karena kan pembuangan sampah. Kalau nanti mau diolah menjadi energi juga daerah harus ada kontribusi mendapatkan hasil keuntungan,” tutur Tjahjo

Tjahjo juga menekankan masalah sampah ini menyangkut dengan daya dukung lingkungan hidup. Perlu segera ada gerakan sampah yang bersifat massif. Karena faktanya, daerah yang mendapatkan Adipura saja, sampahnya masih berceceran. ” Tolonglah misalnya kayak pasar, terminal, mal -mal, perkantoran minimal ada tempat-tempat yang buang sampah. Apalagi kalau sudah sistem yang ada di Singapura yang kertas, plastik dan sebagainya,” katanya.

Tjahjo menilai, daerah belum fokus dalam penanganan sampah. Sebab dalam perencanaan anggaran maupun kebijakan strategis daerah pun, masalah sampah masih dinomorduakan. Juga masalah lingkungan, belum jadi fokus.

” Contoh hotel saja hancur, dan mengganggu pariwisata. Jangan hanya melulu masalah urusan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sanitasi dan air minum. Melayani masyarakat yang bersih dan sebagainya, juga penting, ” kata Tjahjo.

Tapi ia menilai positif, program penanganan sampai di 10 daerah yang jadi percontohan. Progresnya sudah mulai bagus. Misal Bandung dan Bogor, penanganan sampahnya mulai bagus. Begitu juga dengan Jakarta sudah mulai tertata.

” Minimal di trotoar ada tempat-tempat sampah dalam radius yang meter itu aja. Dengan intensif dan serius, saya kira akan menjadi percontohan buat semua daerah,” katanya.

Intinya, kata Tjahjo, penanganan sampah harus sinergi dan konektivitas yang bagus. Ia contohkan urusan sampah di pantai Kuta saja sangat mengganggu di dunia pariwista di Bali secara keseluruhan. Ini harus jadi perhatian bersama. Tjahjo juga mengapresiasi program sampah di Kota Makassar. Di kota itu, ada gerakan sampah yang sudah dimulai di tiap-tiap RT.

” Ini juga kan tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Pemda. Tapi harus melibatkan seluruh organisasi kemasyarakatan dan tokoh- tokoh masyarakat, perguruan tinggi termasuk pemerhati masalah sudah jadi strategi kebijakan nasional,” katanya.

Tjahjo mengakui, para LSM yang bergiat di lingkungan hidup selalu mengkritisi cara Indonesia mengurusi sampah. Banyak yang menilai belum tepat, tidak seperti Singapura dan Jepang.

” Negara kita ini negara besar, begitu banyak masyarakatnya. Kesadaran untuk masalah sampah saja belum semuanya. Contoh kalau kantor-kantor instansi pemerintah dan swasta, tempat pariwisata, di perbanyak tempat sampahnya. Ini belum,” tuturnya. (**)

BACA JUGA :   Workshop Universitas Borobudur Bahas Pencapaian Akreditasi Unggul Perguruan Tinggi

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!